2 April Dalam Sejarah : Gegara Cornelis de Houtman Awal Indonesia Dijajah Belanda

    3109
    0
    2 April Dalam Sejarah : Gegara Cornelis de Houtman Awal Indonesia Dijajah Belanda | Photo : Ist/Net

    SEJARAH – Awal terjadinya penjajahan di bumi pertiwi ini gegara Cornelis de Houtman pertama kali mendarat di Banten pada tahun 1595. Ini awal ekpedisi Belanda ke Nusantara, yang awalnya berniat untuk memburu rempah-rempah.

    Setelah mengetahui rempah-rempah yang terdapat di tanah nusantara sangat beragam dan kaya akan manfaat untuk kesehatan, timbul rasa keserakahan Cornelis de Houtman untuk lebih mengetahui tentang Nusantara.

    Empat kapal Belanda yang dipimpin Cornelis de Houtman tiba di perairan Banten pada 27 Juni 1596, tepat hari ini 422 tahun lalu. Sebelum angkat sauh dari Amsterdam, Cornelis mendapat informasi bahwa di timur jauh sana, ada kepulauan penghasil rempah-rempah: Nusantara.

    Pada hari itulah, orang-orang Belanda telah menemukan Banten yang sejatinya hanya merupakan sebagian kecil dari kepulauan rempah-rempah paling menggiurkan di dunia. Praktik kolonialisme Belanda di Nusantara segera dimulai, dan Cornelis de Houtman adalah pembuka jalannya.

    BACA JUGA :  Sejarah Islam Periode Pertengahan

    Cornelis Sang Perintis

    Desas-desus mengenai kepulauan rempah-rempah yang terletak di negeri antah-berantah menjadi isu yang marak diperbincangkan oleh kalangan pedagang di Eropa pada akhir abad ke-16 itu, termasuk di Belanda.

    Kaum saudagar di negeri kincir angin kemudian mengutus Cornelis de Houtman pergi ke Portugal, tepatnya ke Lisboa (Lisbon). Kala itu, sebagian wilayah dunia, termasuk beberapa tempat yang memiliki potensi rempah-rempah, memang dikuasai oleh Kerajaan Portugis. Sebagian lainnya diduduki oleh Kerajaan Spanyol.

    Disebutkan oleh George Masselman dalam The Cradle of Colonialism (1963), Cornelis berangkat dari Amsterdam menuju Lisboa untuk melakukan investigasi sekaligus mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebenaran atas keberadaan pulau surga itu (hlm. 86).

    Selama dua tahun, Cornelis menghabiskan waktunya di Portugal. Dan ketika ia kembali ke negerinya, Jan Huygen van Linschoten, seorang Belanda yang bekerja untuk Portugis di India, kebetulan juga baru saja pulang ke Amsterdam.

    BACA JUGA :  Mengenal Lebih Dekat Deutero Malayan : Suku Melayu Deli

    Sepulang dari India itu, van Linschoten menerbitkan laporan perjalanannya dengan tajuk Itinerario (Jan S. Aritonang, Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia, 2004: 53). Dalam buku laporan tersebut, van Linschoten menjabarkan potensi yang terkandung di Asia untuk kepentingan perdagangan bangsa Eropa, termasuk India, Persia (Iran), dan Nusantara.

    Hasil informasi yang dibawa Cornelis dari Lisboa ternyata nyaris selaras dengan laporan van Linschoten. Kepulauan rempah-rempah yang dimaksud terletak di timur jauh sana, lebih jauh lagi dari India, dan dikenal dengan nama Bantam atau Banten.

    Pada 1594 itu, para pedagang di Belanda, termasuk Cornelis, ini lantas bersatu dan membentuk perserikatan niaga. Perkumpulan ini diberi nama Compagnie van verre te Amsterdam atau perusahaan jarak Jauh yang berpusat di Amsterdam (John Bucknill, The Coins of the Dutch East Indies, 2000: 9).

    BACA JUGA :  Kisah Istana Lima Laras Tanjung Tiram Batu Bara

    Perserikatan saudagar Belanda ini kemudian mulai menyusun rencana untuk melakukan penjelahan samudera dengan harapan bisa menemukan kepulauan rempah-rempah. Cornelis de Houtman ditunjuk untuk memimpin pelayaran besar dan penuh tantangan yang akan dimulai pada 2 April 1595 ini.

    Cornelis menjadi salah satu orang paling berpengaruh. Selain karena berhasil mendapatkan informasi dari Portugal, termasuk pernah ditangkap dan dipenjara oleh otoritas di sana, ia juga menyumbang dana sebesar 300.000 gulden untuk persiapan pelayaran itu, sebagaimana diungkapkan Peter Fitzsimons (2012) dalam buku berjudul Batavia.

    Pelayaran Penuh Bahaya
    Ada empat kapal yang diberangkatkan, masing-masing bernama Amsterdam, Hollandia, Mauritius, dan Duyfken. Dipaparkan dalam buku Ship Decoration: 1630-1780 (2013) karya Andy Peters, dengan empat kapal inilah orang-orang Belanda untuk pertamakalinya mengarungi lautan menuju timur jauh (hlm. 16).