Beranda Liputan Khusus Syiar Islam Bergelar Ulul Azmi, Inilah Sifat Terpuji Nabi Nuh

Bergelar Ulul Azmi, Inilah Sifat Terpuji Nabi Nuh

1309
0
Kisah Nabi Nuh AS yang bergelar Ulul Azmi | Foto : Ilustrasi

DETIKEPRI.COM, SYIAR – Nabi Nuh adalah seorang nabi yang di utus oleh Allah S.W.T untuk menyampaikan firman Allah, bahkan.

Sifat terpuji Nabi Nuh alaihi salam (AS) adalah tabah dalam berdakwah dan sabar menghadapi pembangkangan kaumnya. Atas ketabahan dan kesabarannya itu, Nabi Nuh mendapat gelar Ulul Azmi yakni gelar khusus bagi Nabi dan Rasul pilihan karena kesabaran dan ketabahannya dalam mengajak kaumnya beriman kepada Allah SWT.

Ada lima nabi bergelar ulul azmi, yakni Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Nuh as, Nabi Isa as, dan Muhammad SAW.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan Nabi Nuh as tinggal di kalangan kaumnya selama 950 tahun. Dalam kurun waktu yang lama sekali Nabi Nuh a.s. menyeru mereka dan semakin keras pula kedustaan kaumnya terhadap dirinya.

Manakala dia menyeru mereka ke jalan Allah, makin bertambahlah keingkaran kaumnya.

BACA JUGA :  Agar Aktifitas Berkah, Baiknya Baca Doa-doa ini

Lalu Nuh a.s. berdoa kepada Tuhannya, “Bahwa sesungguhnya aku dalam keadaan terkalahkan, maka tolonglah aku.”

Maka Allah SWT murka dengan marahnya Nabi Nuh alaihisalam terhadap kaumnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

{وَلَقَدْ نَادَانَا نُوحٌ فَلَنِعْمَ الْمُجِيبُونَ}

Artinya: Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami, maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami). (Ash-Shaffat: 75).

Atas ketabahannya tersebut, Allah SWT pun mengabadikan nama Nabi Nuh dengan pujian.

Firman Allah Swt.:

{وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ}

Dan Kami abadikan untuk Nuh itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (Ash-Shaffat: 78) Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sebutan yang baik.

Mujahid mengatakan, makna yang dimaksud ialah sebutan yang baik di kalangan semua nabi. Qatadah dan As-Saddi mengatakan bahwa Allah mengabdikan bagi Nuh as pujian yang baik di kalangan orang-orang yang datang kemudian.

BACA JUGA :  Tausyiah Puasa Ke-22 : Syarat, Rukun, dan Pembatal I’tikaf

Firman Allah Swt.:

{سَلامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ}

“Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam.” (Ash-Shaffat: 79)

Sebagai realisasi dari keabadian sebutan baik dan pujian yang baik baginya ialah bahwa dia didoakan sejahtera oleh semua golongan dan semua umat manusia.

{إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ}

Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Ash-Shaffat: 80)

Yakni demikianlah Kami berikan balasan kepada hamba yang berbuat kebaikan dalam ketaatannya kepada Allah Swt. Kami jadikan baginya sebutan dan buah tutur yang baik di kalangan orang-orang yang sesudahnya sesuai dengan tingkatannya masing-masing.

Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:

{إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ}

Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. (Ash-Shaffat: 81).

Maksudnya, membenarkan, mengesakan, dan meyakini kebenaran.

BACA JUGA :  Kontroversi Penolakan Rilis 200 Mubalig, Menteri Agama Enggan Menanggapi

{ثُمَّ أَغْرَقْنَا الآخَرِينَ}

Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain. (Ash-Shaffat: 82)

Yakni Kami binasakan mereka sehingga tiada seorang pun dan mereka yang tersisa, tiada pula peninggalan-peninggalan mereka. Mereka tidak lagi dikenal kecuali hanya sifat-sifat yang buruk.

Nabi Nuh merupakan putra Lamak Bin Matusyalkho Bin Idris Alaihis Salam. Imam Kisa’i dalam Kitab Bada’i Izzuhur mengatakan, Nama Nabi Nuh adalah Abdul Ghaffar atau Yasykur dan sebab terjadinya dinamakan Nuh yaitu diceritakan bahwa ia melihat anjing mempunyai empat mata lalu Nuh berkata:

anjing ini sangat jelek menjijikkan. Setelah ingat kata-kata tadi,Abdul Ghaffar terus menangis. Dia menangisi kesalahan dan dosanya. Karena seringnya dia menangis maka dinamakanlah dia Nuh (menangis).

Nabi Nuh AS diutus oleh Allah untuk kaumnya di kawasan Sungai Eufrat dan Tigris. Di wilayah itu, ada raja zalim bernama Darmasyil.