Beranda Liputan Khusus Syiar Islam Bergelar Ulul Azmi, Inilah Sifat Terpuji Nabi Nuh

Bergelar Ulul Azmi, Inilah Sifat Terpuji Nabi Nuh

1538
0
Kisah Nabi Nuh AS yang bergelar Ulul Azmi | Foto : Ilustrasi

DETIKEPRI.COM, SYIAR – Nabi Nuh adalah seorang nabi yang di utus oleh Allah S.W.T untuk menyampaikan firman Allah, bahkan.

Sifat terpuji Nabi Nuh alaihi salam (AS) adalah tabah dalam berdakwah dan sabar menghadapi pembangkangan kaumnya. Atas ketabahan dan kesabarannya itu, Nabi Nuh mendapat gelar Ulul Azmi yakni gelar khusus bagi Nabi dan Rasul pilihan karena kesabaran dan ketabahannya dalam mengajak kaumnya beriman kepada Allah SWT.

Ada lima nabi bergelar ulul azmi, yakni Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Nuh as, Nabi Isa as, dan Muhammad SAW.

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan Nabi Nuh as tinggal di kalangan kaumnya selama 950 tahun. Dalam kurun waktu yang lama sekali Nabi Nuh a.s. menyeru mereka dan semakin keras pula kedustaan kaumnya terhadap dirinya.

Manakala dia menyeru mereka ke jalan Allah, makin bertambahlah keingkaran kaumnya.

Lalu Nuh a.s. berdoa kepada Tuhannya, “Bahwa sesungguhnya aku dalam keadaan terkalahkan, maka tolonglah aku.”

Maka Allah SWT murka dengan marahnya Nabi Nuh alaihisalam terhadap kaumnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:

{وَلَقَدْ نَادَانَا نُوحٌ فَلَنِعْمَ الْمُجِيبُونَ}

Artinya: Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami, maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami). (Ash-Shaffat: 75).

Atas ketabahannya tersebut, Allah SWT pun mengabadikan nama Nabi Nuh dengan pujian.

Firman Allah Swt.:

{وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ}

Dan Kami abadikan untuk Nuh itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (Ash-Shaffat: 78) Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sebutan yang baik.

Mujahid mengatakan, makna yang dimaksud ialah sebutan yang baik di kalangan semua nabi. Qatadah dan As-Saddi mengatakan bahwa Allah mengabdikan bagi Nuh as pujian yang baik di kalangan orang-orang yang datang kemudian.

Firman Allah Swt.:

{سَلامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ}

“Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam.” (Ash-Shaffat: 79)

Sebagai realisasi dari keabadian sebutan baik dan pujian yang baik baginya ialah bahwa dia didoakan sejahtera oleh semua golongan dan semua umat manusia.

{إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ}

Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Ash-Shaffat: 80)

Yakni demikianlah Kami berikan balasan kepada hamba yang berbuat kebaikan dalam ketaatannya kepada Allah Swt. Kami jadikan baginya sebutan dan buah tutur yang baik di kalangan orang-orang yang sesudahnya sesuai dengan tingkatannya masing-masing.

Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:

{إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ}

Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. (Ash-Shaffat: 81).

Maksudnya, membenarkan, mengesakan, dan meyakini kebenaran.

{ثُمَّ أَغْرَقْنَا الآخَرِينَ}

Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain. (Ash-Shaffat: 82)

Yakni Kami binasakan mereka sehingga tiada seorang pun dan mereka yang tersisa, tiada pula peninggalan-peninggalan mereka. Mereka tidak lagi dikenal kecuali hanya sifat-sifat yang buruk.

Nabi Nuh merupakan putra Lamak Bin Matusyalkho Bin Idris Alaihis Salam. Imam Kisa’i dalam Kitab Bada’i Izzuhur mengatakan, Nama Nabi Nuh adalah Abdul Ghaffar atau Yasykur dan sebab terjadinya dinamakan Nuh yaitu diceritakan bahwa ia melihat anjing mempunyai empat mata lalu Nuh berkata:

anjing ini sangat jelek menjijikkan. Setelah ingat kata-kata tadi,Abdul Ghaffar terus menangis. Dia menangisi kesalahan dan dosanya. Karena seringnya dia menangis maka dinamakanlah dia Nuh (menangis).

Nabi Nuh AS diutus oleh Allah untuk kaumnya di kawasan Sungai Eufrat dan Tigris. Di wilayah itu, ada raja zalim bernama Darmasyil.

Dia adalah manusia yang pertama kali memeras arak dan meminumnya, juga orang yang pertama kali bermain judi, juga orang pertama kali yang membuat baju dengan dihiasi emas.

Dia dan kaumnya adalah penyembah lima berhala, yaitu wad, siwa’, yaghus,ya’uq dan nasr. Berhala-berhala itu sudah disebutkan dalam Al qur’an.

Konon berhala-berhala ini dikelilingi 1.700 berhala. Pada berhala itu dibuatkan rumah yang terbuat dari marmer yang berwarna-warni. Di setiap satu rumah panjangnya 1000 dziro’,begitu juga lebarnya.

Berhala-berhala itu ada kursi-kursi yang terbuat dari emas yg di dalamnya terdapat bermacam-macam perhiasan yang megah serta ada pelayan yang melayaninya pada siang malam,dan juga mempunyai hari raya yang diperingati setiap tahunnya.

Pada hari raya itu Nuh keluar,dan mereka pada menyalakan api disekitar berhala-berhala itu mempersembahkan kurban lalu mereka semua bersujud memulyakan berhala-berhala tadi.

Mereka semua membawa alat-alat musik,menabuh gong dan menari-nari berpesta ria sambil meminum arak dan berpesta seks. Ketika Nuh berusia 480 tahun datanglah malaikat Jibril Alaihis Salam.

Jibril lalu berkata: “Saya utusan Tuhan semesta alam. Saya datang padamu membawa risalah. Sungguh Allah telah mengutusmu untuk umatmu..’

Lalu jibril mengenakannya baju mujahidin dan mengenakannya surban kemenangan serta memberinya ikat pinggang saiful azmi dan berkata padanya:

“Berilah peringatan pada musuh Allah yang bernama Darmasyil Bin Fumail Bin Jij Bin Qabil Bin Adam.”

Namun, peringatan dan ajakan Nabi Nuh as tersebut tidak digubris sang raja dan rakyatnya. Nuh kemudian mengadukan masalah yang dihadapinya kepada Allah SWT sebagaimana yang termaktub dalam Alquran.

قَالَ رَبِّ اِنِّيْ دَعَوْتُ قَوْمِيْ لَيْلًا وَّنَهَارًاۙ فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَاۤءِيْٓ اِلَّا فِرَارًا

Artinya: Nuh berkata, ” Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). (QS. Surat Nuh: 5-6).

وَقَالَ نُوْحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْاَرْضِ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ دَيَّارًا
اِنَّكَ اِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوْا عِبَادَكَ وَلَا يَلِدُوْٓا اِلَّا فَاجِرًا كَفَّارًا

Artinya: Nuh berkata, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di anta a orang-orang kafir tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. (QS. Nuh: 26-27)

Maka Allah memperkenankan doanya dan membinasakan semua manusia yang ada di muka bumi dari kalangan orang-orang kafir hingga anak Nuh sendiri yang memisahkan diri dari ayahnya dan bergabung dengan kaumnya dalam kekafiran.

Sebelum datang azab berupa banjir besar, Nabi Nuh diperintahkan oleh Allah SWT untuk membuat bahtera besar tiga lantai dengan panjang 200 meter. Nuh bersama para pengikutnya yang beriman membuat perahu besar di sebuah gurun.

Aksi Nabi Nuh tersebut menjadi bahan olok-olokan kaumnya. Hingga suatu hari, badai itu datang. Hujan deras disertai badai menerjang seluruh daerah tempat kaum Nabi Nuh berada. Dengan cepat, Nabi Nuh dan pengikutnya serta hewan ternak dan tujuh bahan pokok sebagai perbekalan dibawa ke kapal yang sudah dibuat.

Nabi Nuh menunggu anaknya yang berharap bisa naik ke kapalnya. Nabi Nuh memanggil-manggil anaknya hingga tiga kali, namun anaknya lebih memilih mengungsi ke gunung yang dianggapnya bisa menyelamatkan dari banjir.

Anaknya itu mengatakan seperti yang diceritakan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:

سَآوِي إِلى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْماءِ قالَ لَا عاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ

Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah. Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. (Hud: 43).

Mengenai lama masa banjir dibumi ini Ulama’ berbeda pendapat, sebagian ulama’ berpendapat :

“Banjir itu menggenang diatas bumi selama 6bulan”

Sebagian ulama’ lagi berpendapat bahwa banjir itu menggenangi bumi selama 150 hari (5 bulan). Setelah hampir enam bulan, perahu Nabi Nuh berlabuh tepat pada Hari Asyuro, yaitu tanggal 10 dari Bulan Muharram.

“Kemudian berpuasalah Nabi Nuh dihari itu sebagai ungkapan syukur kepada Allah. Nabi Nuh juga memerintahkan semua penumpang untuk ikut menunaikanpuasa sebagai tanda syukur atas kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Para hewan semua juga ikut melakukan puasa .

Wallahu A’lam Bish Showab.

(Sumber: tafsir Ibnu Katsir, PISS-KTB)