1.091 Pendaki Gunung Rinjani Berhasil Diselamatkan

    1467
    0
    Anggota tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban pendaki Gunung Rinjani asal Makassar, Muhammad Ainul Takzim / foto : tempo

    DETIKEPRI.COM, RINJANI – Sebanyak 1.091 pendaki Gunung Rinjani berhasil dievakuasi setelah terjadi gempa bumi 6,4 SR yang mengguncang Nusa Tenggara Barat pada Minggu (29/7/2018) pagi. Sebanyak tiga pendaki dievakuasi menggunakan helikopter. Proses evakuasi pendaki melalui perjuangan yang cukup berat.

    “Sejak 29 hingga 31 Juli pagi, total yang berhasil dievakuasi 1.091 jiwa. Sebanyak 1.090 jiwa selamat dan satu meninggal dunia,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di kantor BNPB, Jakarta, Selasa (31/7/2018).

    Dia memaparkan rincian pendaki yang dievakuasi yaitu sebanyak 723 warga negara asing (WNA) dan 368 warga negara Indonesia (WNI).

    Menurut Sutopo proses evakuasi dilakukan oleh 244 personel gabungan terdiri dari TNI, Polri, relawan, Mapala, dan Basarnas yang sudah bergerak sejak 29 Juli 2018 setelah gempa terjadi.

    BACA JUGA :  Franco Morbidelli Tercepat di FP2 Aragon Spanyol 2020

    “Hari ini (Selasa red) memang ada enam WNI pendaki yang masih ada di Danau Segara Anak, tim evakuasi gabungan bergerak sejak Senin malam dan sudah menemukan enam pendaki,” jelasnya.

    Dalam proses perjalanan evakuasi terhadap enam orang tersebut, tim gabungan menemukan tujuh warga lokal lagi di Gua Susu, sehingga total yang dievakuasi menjadi 13 orang.

    Dari 13 orang tersebut, tiga korban dievakuasi menggunakan helikopter sedangkan 10 orang lainnya dievakuasi melalui jalur darat. Begitu pula jenazah Muhammad Ainul Takzim, pendaki asal Makassar, dievakuasi menggunakan helikopter.

    Menurut Sutopo, proses evakuasi telah selesai karena menurut laporan sudah tidak ada wisatawan lagi di Gunung Rinjani. BNPB mencatat, hingga Selasa korban meninggal dunia menjadi 17 orang.

    Selain korban meninggal, sebanyak 401 orang mengalami luka‑luka. Jumlah pengungsi saat ini mencapai 10.062 orang, tersebar di 13 titik pengungsian. Jumlah rumah rusak terdata 5.448 unit, 15 unit fasilitas pendidikam, 5 unit fasilitas kesehatan, 55 unit fasilitas peribadatan, 37 kios, dan satu jembatan rusak.

    BACA JUGA :  Natuna Dapat Penghargaan 'Pastika Parama' Dari Kemenkes RI

    Seorang korban gempa, Muhammad Ainul Takzim (26), staf Balai Litbang LHK Makassar, jenazahnya dapat dievakuasi dari Bukit Pelawangan sekita pukul 11.25 Wita.

    Direktur Operasional Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Brigjen TNI Mar Bambang Suryo Aji mengatakan evakuasi berlangsung lancar berkat kepiawaian sang pilot helikopter Surya Air PT AMNT.

    “Meskipun kondisi cuaca yang memang agak gelap (mendung berawan) tapi berkat kemampuan pilotnya, jenazah korban bisa dievakuasi,” kata Bambang Suryo.

    Sebelum dievakuasi menggunakan helikopter, tim yang mengambil jenazahnya di jalur Danau Segara Anak‑Bukit Pelawangan diminta untuk mencari lokasi terbuka sebagai landasan helikopter.

    BACA JUGA :  Milad IPEMI ke 3 Hadirkan 500 Lansia se-Bintan, Robi Kurniawan Ansar Ajak Pemuda Bintan Sayangi Orang Tua

    Setelah jenazah tiba di Bukit Pelawangan, lanjut Bambang Suryo Aji, tim kemudian melaporkan ke pusat komunikasi di Lapangan Sembalun.

    “Setelah sampai di Bukit Pelawangan, tim yang sudah bersama jenazah kami minta menunggu 30 menit. Awalnya kami sarankan jangan dipaksakan (evakuasi jalur udara), tapi beliau (pilot) bilang akan dicoba,” ucapnya.

    Dalam kondisi cuaca mendung berawan, pada pukul 11.03, pilot memilih untuk menerbangkan helikopter menuju lokasi jenazah. Berselang setengah jam kemudian, helikopter kembali ke Lapangan Sembalun membawa jenazah Muhammad Ainul Takzim.

    Sedangkan tiga pendaki yang diselamatkan tim evakuasi menggunakan helikopter yaitu Kepala Pusdiklat Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Suharti bersama dua orang stafnya, Erlin dan Bagus. Suharti disambut oleh keluarganya saat turun dari helikopter.