Buwas Buka-Bukaan Soal Sulitnya Impor Bawang Putih Menjelang Bulan Puasa

    878
    0
    Buwas Buka-Bukaan Soalan Sulitnya Impor Bawang Putih Menjelang Bulan Puasa | Photo : Ist/Net

    DETIKEPRI.COM, EKONOMI & BISNIS – Lonjakan harga semboka memasuki bulan suci ramadhan kian terlihat, terlebih lagi harga bawang putih dipasaran cukup mencengangkan, apalagi terdengar rumor kesulitan untuk Impor bawang putih, yang di tengarai ada permain pihak tertentu terutama mafia pangan.

    Sejak dari 2014 terlihat harga sembako tidak terlihat penurunkan justru kenaikan harga perlahan dan pasti.

    Menjelang bulan puasa, pemerintah harus memastikan kesiapan bahan-bahan pokok. Pada masa ini, permintaan pun biasanya naik, yang diikuti kenaikan harga yang cukup tinggi.

    Bagaimana langkah Bulog untuk memastikan stok bahan pangan memadai, dan harga tetap stabil? Berikut petikan wawancara Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dengan CNBC Indonesia TV.

    Bagaimana dengan persiapan Bulog memasuki bulan Ramadhan, apakah sudah aman?
    Beberapa saat lalu saya memimpin rapat untuk mengecek kesiapan pangan di Indonesia seperti, beras, gula, tepung, dan minyak, semua sudah dalam kondisi siap dan stok memadai.

    BACA JUGA :  Event Goodwood Revival, Dani Pedrosa Bakal Ikut Balapan, di Barry Sheene Memorial Trophy

    Untuk stok daging untuk puasa dan lebaran juga akan segera terpenuhi. Tidak perlu khawatir masalah kesiapan menjelang puasa dan lebaran. Memang masih ada yang menjadi persoalan, yakni kesiapan stok bawang putih.

    Bukankah Bulog mendapatkan penugasan untuk impor 100 ribu ton bawang putih?
    Memang, tapi kami tidak bisa laksanakan karena perintah impor bukan ke Bulog.

    Bukankah itu sesuai dengan rapat koordinasi terbatas (rakortas)?

    Ini sudah ada perintah, bahkan dari Presiden juga, kita juga sudah rapat juga. Bulog harus impor 100 ribu ton, tapi ada yang membatalkan, ada yang tidak mendapatkan keuntungan dari sana. Bulog tidak mencari keuntungan tetapi kestabilan harga.

    Bulog sampai hari ini diganjal dan dibatalkan untuk impor. Siapa yang berhak mengeluarkan perintah impor itu?
    Padahal itu putusan rakortas, hanya satu menteri yang bisa membatalkan, saya rasa tidak perlu saya sebutkan.

    BACA JUGA :  Honda Kepri Gelar Edukasi Safety Riding Bagi Praja Muda

    Mengapa berani membatalkan hasil rakortas?

    Saya tidak tahu, mungkin cara berpikirnya yang salah. Karena ini untuk kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pribadi. Karena belum ada putusan, mungkin menteri itu bisa menjamin harga bawang putih.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik bulan lalu, bawang putih dan bawang merah juga menyumbang inflasi yang cukup besar? Apakah dengan keputusan bulan ini inflasi bisa lebih besar?

    Presiden selalu memperhatikan , supaya tidak memicu inflasi. Tapi malah ada menteri yang mau memicu inflasi, perintah presiden saja bisa dibatalkan beliau.

    Bagaimana dengan data yang sering kali ada perbedaan dengan Kementerian Perdagangan ataupun Kementerian Pertanian, dan Bulog sendiri?

    Saat ini pendataan sudah mulai ada perbaikan, sekarang kan kita harus mengacu data BPS, imbangannya paling data BI. Tidak ada alasan untuk tidak sinkron datanya, karena pedomannya BPS. Kalau impor karena kekurangan produksi ya harus impor, kalau memang kelebihan ya kemudian bisa diekspor.

    BACA JUGA :  3 Hotel HARRIS di Bali Telah Lakukan Vaksinasi

    Contohnya Menteri Pertanian sudah berhasil meningkatkan produksi pertanian misalnya bawang, cabai meningkat produksinya, tetapi tidak disikapi peran menteri yang lain.

    Petani akan mendapatkan uang banyak karena panen berlimpah, tapi ternyata petani dirugikan karena harganya malah jatuh. Padahal selama masa produksi mereka banyak menggunakan uang utang. Ini jadi gejolak di petani, jadi semangat memproduksi hasil pertanian rendah.

    Lalu dimana persoalannya?

    Ini tidak lepas dari sinergi para menteri terkait, Menteri Pertanian berhasil, tapi Bulog sebagai salah satu yang menyerap Bulog, tidak maksimal karena ada regulasi, dan ada keterbatasan gudang penyimpanan atau cold storage dengan total jumlah produksi pertanian.