Keok 3 Hari Beruntun, Akankah Rupiah Melemah?

    925
    0

    DETIKEPRI.COM, EKBIS – Hingga per hari ini (09/06/2022) Rupiah masih belum mampu bersaing secara ketat dengan Dolar Amerika Serikat. Bahkan Rupiah di tengarai berada pada posisi terpuruk selama 3 hari beruturut-turut.

    Rupiah melemah 3 hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga Kamis kemarin. Mata Uang Garuda bahkan nyaris menembus lagi Rp 14.500/US$, sebelum mengakhiri perdagangan di Rp 14.490/US$ atau melemah 0,25%.

    Tekanan bagi rupiah berisiko berlanjut pada perdagangan Kamis (9/6/2022), melihat indeks dolar AS yang masih dalam tren naik meski perlahan. Kemarin, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini naik 0,22% dan berlanjut lagi 0,05% pagi ini.

    BACA JUGA :  Penghitungan Suara Masih Berjalan, C1 Plano Jadi Acuan Penghitungan

    Ada 2 hal yang dinanti pelaku pasar yang membuat dolar AS perkasa. Pertama data inflasi Amerika Serikat yang akan dirilis Jumat besok. Kedua, pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pekan depan.

    Hingga rilis data inflasi dan pengumuman tersebut, rupiah masih akan cenderung tertekan.

    Secara teknikal rupiah yang disimbolkan USD/IDR kembali melemah setelah menyentuh menyentuh rerata pergerakan 100 hari (moving average 100/MA100) di sekitar Rp 14.415/US$.

    Pelemahan dalam 3 hari membuat rupiah kini berada di MA 50 sekitar Rp 14.480/US$.

    BACA JUGA :  Saldo Bank Mandiri Tiba-Tiba 'Nol' Warga Datangi Cabang Terdekat

    Sebelum melemah 3 hari terakhir, rupiah memulai tren penguatan setelah menyentuh resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8% 19 Mei lalu.

    Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

    Indikator Stochastic pada grafik harian bergerak turun dan sudah masuk wilayah oversold.

    Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

    BACA JUGA :  Mayat Tanpa Kepala Terapung dilaut Mangkil, diduga korban pembunuhan

    Stochastic yang mencapai wilayah oversold tentunya berisiko membuat rupiah melemah.

    Namun, stochastic pada grafik 1 jam yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian mulai turun setelah mencapai wilayah overbought.

    Hal ini tentunya membuka peluang penguatan rupiah.

    Selama tertahan di atas MA 50, melemah Rp 14.500/US$ sampai Rp 14.510/US$. Penembusan ke atas level tersebut akan membawa rupiah melemah ke Rp 14.535/US$ – Rp 14.550/US$.

    Sementara jika mampu kembali ke bawah Rp 14.480/US$, rupiah berpeluang menguat ke 14.440/US$ hingga Rp 14.430/US$.

    SUMBER : CNBCINDONESIA