IBM, Microsoft memberhentikan ratusan karyawan di Rusia

    789
    0

    DETIKEPRI.COM, EKBIS – IBM dan Microsoft akan memberhentikan ratusan karyawan di Rusia karena raksasa teknologi mengurangi jejak mereka di negara itu sebagai tanggapan atas invasinya ke Ukraina.

    CEO IBM Arvind Krishna mengatakan kepada karyawan dalam memo hari Selasa bahwa perusahaan akan melakukan “penghentian yang teratur” dari bisnisnya di Rusia. Akibatnya, seluruh tenaga kerja IBM Rusia akan diberhentikan.

    “Rekan-rekan kami di Rusia, bukan karena kesalahan mereka sendiri, mengalami stres dan ketidakpastian selama berbulan-bulan,” kata Krishna. “Kami menyadari bahwa berita ini sulit, dan saya ingin meyakinkan mereka bahwa IBM akan terus mendukung mereka dan mengambil semua langkah yang wajar untuk memberikan dukungan dan membuat transisi mereka seteratur mungkin.”

    BACA JUGA :  Tim Futsal PLN Kijang Juara I Turnamen Kecamatan Bintan Timur, Forum RT Raih Juara II

    Seorang juru bicara IBM mengatakan kepada FOX Business bahwa perusahaan tersebut memiliki “beberapa ratus” karyawan di Rusia.

    Sementara itu, juru bicara Microsoft mengatakan kepada FOX Business bahwa mereka akan “secara signifikan mengurangi” operasinya di Rusia sebagai akibat dari perubahan pada prospek ekonominya dan dampak pada bisnisnya di Rusia.

    “Kami akan terus memenuhi kewajiban kontrak kami yang ada dengan pelanggan Rusia sementara penangguhan penjualan baru tetap berlaku,” tambah juru bicara itu. “Kami bekerja sama dengan karyawan yang terkena dampak untuk memastikan mereka mendapat dukungan penuh kami selama masa sulit ini.”

    BACA JUGA :  Ditresnarkoba Polda Kepri Gelar Pemusnahan Barang Bukti Narkotika Jenis Sabu dan Ganja

    Bloomberg melaporkan bahwa lebih dari 400 karyawan Microsoft di Rusia akan terpengaruh.

    Chief Financial Officer IBM Jim Kavanaugh mengatakan selama panggilan pendapatan kuartal pertama perusahaan pada bulan April bahwa bisnisnya di Rusia “tidak besar” tetapi “terkonsentrasi pada infrastruktur dan perangkat lunak kelas atas.”

    “Tahun lalu, bisnis di negara ini menyumbang pendapatan sekitar $300 juta dan sekitar $200 juta dari laba dan uang tunai,” tambahnya. “Untuk tahun ini, kami mengharapkan tidak ada kontribusi dari Rusia, yang menempatkan kami lebih dekat ke ujung bawah kisaran arus kas bebas kami.”

    BACA JUGA :  Lantamal IV Gelar Operasi Keamanan Laut

    Sementara itu, Chief Financial Officer Microsoft Amy Hood mengatakan pada laporan pendapatan kuartal ketiga perusahaan bahwa Rusia mewakili kurang dari 1% dari total pendapatan perusahaan.

    “Kami berharap itu akan menurun secara signifikan,” tambah Hood.

    Perusahaan lain yang telah keluar dari Rusia selama beberapa bulan terakhir termasuk Goldman Sachs, JPMorgan Chase, Deutsche Bank, Starbucks, Siemens, Shell dan McDonald’s.

    SUMBER : FOXNEWS