Beranda Berita Daerah Bangun Spam Miliaran, 10 Tahun Terbiarkan

Bangun Spam Miliaran, 10 Tahun Terbiarkan

659
0

DETIKEPRI.COM, BINTAN – Dalam kehidupan sehari sehari air bersih merupakan suatu kebutuhan utama bagi kehidupan seluruh makhluk ciptaan Allah, air bersih yang sehat mampu memberikan kesehatan utama bagi makhluk ciptaan Nya.

Namun hal ini tidak bagi masyarakat yang berada di Desa Dendun Kecamatan Mantang karena seluruh masyarakat Desa Dendun ini untuk mendapatkan air bersih yang layak untuk dikonsumsi harus benar benar menunggu curah hujan.

Apabila dalam waktu satu bulan saja kemarau maka mereka harus berjaga dari pagi hingga pagi untuk mendapatkan air bersih yang diambil dari sumur sumur yang ada.

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Dendun yang telah dibangun oleh pemerintah provinsi Kepri ternyata mangkrak, ini terlihat di RT05/RW02, Desa Dendun, Kecamatan Mantang, Kabupaten Bintan.

BACA JUGA :  Ketua Harian KKS Bintan Apresiasi,  SD 002 Dapat Bantuan 500 Pohon Dari Banyan Tree Bintan

Rencanya, SPAM itu dibangun dan diproyeksikan untuk mengelola air laut jadi air tawar sebagai konsumsi masyarakat desa.

Namun, informasi yang didapat oleh Detikepri.com, Kamis (09/09), bahwa pembangunan SPAM di Desa Dendun menelan anggaran lebih dari Rp. 1 miliar dan kini Spam tersebut sudah tidak beroperasi sejak dari sekitar tahun 2012 lalu. Dan lebih kurang sudah 10 tahun tidak aktif lagi,” kata Ilyas, mantan rw Desa Dendun.

Dibangunnya SPAM di Desa Dendun oleh pemerintah adalah untuk memenuhi kebutuhan sarana air bersih dan layak konsumsi bagi masyarakat Desa Dendun, namun sangat disayangkan sekali, setelah dibangun ternyata pengelolaan spam ini tidak berfungsi dengan sempurna, sehingga saat Detikepri.com

tinjau dilapangan terlihat bangunan dan mesin mesin nya yang tidak terurus bahkan terbiarkan begitu saja. Spam yang dibangun dengan anggaran yang cukup fantastis ini terbiarkan begitu saja.

BACA JUGA :  Wakil Bupati Bintan, Dalmasri Hadiri Sertijab Kapolda Kepri

Menurut pengelola Spam desa dendun, Suryadi yang dijumpai di kantor desa mengatakan, dulu pengelolaan spam ini dikelola oleh orang tuanya,

dan itu dapat berjalan sekitar 6 bulan dimana pengelolaan airnya diambil dari air laut dan disuling melalui mesin spam menjadi air tawar.

Hanya dapat berjalan sekitar 6 bulanan kemudian proses penyulingan air laut itu tidak dapat dijalankan kembali karena hasil yang didapatkan airnya tetap asin, jangankan untuk dikonsumsi buat mandi saja tidak bisa, pungkas Suryadi.

BACA JUGA :  Kenyan’s Runners Sweep Bintan Marathon Prize in Lagoi Bay, Not Maze Runner!

Sementara itu menurut Kades Desa Dendun, Eva yang baru menjabat 8 bulan menyampaikan mengenai Spam ini dirinya tidak begitu mengetahui secara detailnya, tapi dirinya berharap agar Spam dapat difungsikan kembali karena ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat kami, semoga ada perhatian pemerintah kita untuk menindaklanjutinya agar bisa difungsikan kembali, ucapnya.