Berebut Kuasa Antara BP Batam dan Pemko Batam, JASMERAH

    1770
    0
    Tolak Ex Officio BP Batam | Photo : Ist/Net

    DETIKEPRI.COM, BATAM – Perseteruan antara BP Batam dan Pemko Batam berujung pada penolakan EX-Officio Kepala BP Batam, lantas mana yang salah diantara keduanya, jika melihat dari sejarahnya Batam jelas Otorita Batam memiliki andil besar dalam membangun Batam, hingga menjadi Kota Madya.

    Penolakan Ex-Officio justru menjadi perseteruan panas antar kedua pemimpin, Walikota Batam merasa berhak atas penetapan Ex-Officio namun Bp Batam justru ingin berdiri sendiri dengan pemimpin mereka sendiri.

    Lantas apa yang menjadi keuntungan dari kedua belah pihak dalam mempertahankan pendapat mereka masing-masing. Jika melihat dari segi peraturan dan undang-undang yang berlaku di Republik Indonesia, jelas tidak boleh ada rangkap jabatan.

    Namun ada yang dilupakan dalam hal ini, Batam pada khususnya dan Kepulauan Riau pada umumnya memiliki sejarah panjang yang hingga kini terlupakan oleh semua pihak.

    BACA JUGA :  Jadi Narsum HIPMI FEST, Herman Rozie sampaikan Pentingnya Jaga Kualitas Air dari Polusi Industri

    Bahkan ada kesan melupakan sejarah yang sebenarnya justru bisa melerai dari perseteruan yang tidak akan berkesudahan hingga masa yang panjang.

    JASMERAH (Jangan Lupa Sejarah)

    Kepulauan Riau umumnya dan Batam pada khususnya memiliki sejarah yang seharusnya tidak dilupakan, Riau memiliki tatanan sejarah yang panjang dan hingga kini masih di akui oleh dunia internasional. Sejarah tersebutlah yang membawa kedamaian dan Riau sendiri.

    Mengupas kembali Sejarah Riau Lingga adalah hal penting sehingga tidak ada lagi kepentingan politik tertentu untuk membangun dan memajukan Batam, membangkitkan kembali sejarah yang sempat terlupakan oleh masyarakat Kepulauan Riau menjadi tugas penting bagi semuanya.

    Sejarah apa yang perlu kita ketahui tentang hal ini? jelas sejarah dari pada Riau Lingga sendiri, sejarah ini sempat hilang dan terlupakan.

    Riau Lingga masih memiliki kekuatan untuk dibangkitkan kembali, dan Riau Lingga hingga saat ini masih berdaulat, hanya bagaimana masyarakat dan para tokoh di Riau Lingga untuk bersatu kuat dalam membangkitkan Riau Lingga itu sendiri.

    BACA JUGA :  Menteri Susi Akui Alam Anambas Indah, FPM Resmi di Buka Susi Pudjiastuti

    Ingat Riau Lingga tidak pernah takluk kepada apapun, terlebih lagi terhadap Belanda yang notabene pernah menguasai Riau Lingga dengan memposisikan kapal perangnya dan mengepung Penyengat jika Sultan Riau Lingga tidak ingin menyerah kepada Belanda.

    Namun hal ini tidak dilakukan Sultan Riau Lingga, justru di menentang keputusan Belanda dan menyampaikannya di Koran Strait Times pada tahun 1911.

    Pada tahun yang sama juga Sultan Riau Lingga menyerahkan tahta kesultanannya kepada cucunya yang berumur 10 tahun, bukti tersebut terdapat di Strait Times koran Singapura.

    Ungkapan Sultan Riau Lingga yang pada masa itu di jabat oleh Sultan Abdul Rahman Muazam Shah II dengan statmen yang berjudul “Statment Sultan Of Rhio” pada tanggal 15 Februari 1911.

    BACA JUGA :  Polsek Sekupang Berhasil Ringkus Pelaku Cabul Anak dibawah Umur

    Terang dalam ungkapan statment tersebut jelas bahwa apa yang disampaikan Sultan Riau Lingga tidak pernah menyerah terhadap kedaulatan Belanda, dan Riau Lingga masih berdaulat di atas kakinya sendiri. Hingga Sultan Riau Lingga menyerahkan tahtanya kepada cucunya yang berumur 10 tahun tersebut.

    Batam merupakan bagian wilayah Kesultanan Riau Lingga dimana Raja Ali Kelana Riau ditugaskan untuk menjaga Pulau Batam, Oleh Raja Ali Kelana, Batam dijadikan tempat membuat Batu Bata.

    Mengutip dari traktat london 1824 yang menyebutkan tentang posisi Batam tidak akan diganggu oleh inggris dengan komitmen tidak akan membangun tapak untuk tempat bisnisnya. Yang hanya diperbolehkan membuka bisnis di Batam hanya Belanda, Dan didalam traktat London juga tidak ada disebutkan bahwa Batam adalah milik Belanda.