Pramoedya Ananta Toer, Sang Genius nan Kontroversial Asal Blora

    1853
    0
    Pramoedya Ananta Toer/foto: istimewa

    DETIKEPRI.COM, TOKOH — “Penghargaan pertama yang diterimanya di 1949, mungkin bisa menjadi salah satu pertanda kejeniusan dalam menulis,” kata Annissa Maulina Gultom.

    “karena HB Jassin yang jeli melihat keunggulan naskahnya dari semua peserta kompetisi Balai Pustaka tahun itu.” Ironisnya, penghargaan naskah Perburuan itu menjadi penghargaan negara yang pertama dan terakhir bagi Pramoedya Ananta Toer.

    BACA JUGA :  Snapdragon 480 Chipset 5G seri 4 Pertama dari Qualcomm

    Annissa, seorang pekerja kepurbakalaan dan tenaga permuseuman, berkesempatan meneroka ‘harta karun’ berupa bundel dan arsip di kediaman Pram di Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Kejeniusan lain adalah ingatan Pram. Novel Bumi Manusia beserta sejumlah naskah lain mampu ditu-lis walau bahan penelitiannya sudah dirampas oleh militer. Dia mengetik ensiklopedia tentang istilah Jawa kuno dan sejarah manusia hanya berdasar ingatan.

    BACA JUGA :  Indiehome Gangguan Seluruh Indonesia, Ini Pengakuan Telkom

    Annissa berkesempatan menganalisa arsip dan karya Pram. Talenta Pram begitu luar biasa dalam berpikir dan mencipta. Namun, ia justru berproduktivitas tinggi pada periode 1950-1965: 79 karya nonfiksi, 9 biografi, 1 buku sejarah, 59 cerita pendek, 1 drama, 4 kumpulan cerpen, 12 novel, 8 terjemahan, 1 pidato, 2 puisi, 2 surat, dan 2 tulisan lain. “Pram,” ujarnya, “adalah the odd bean in a can yang sulit didapatkan padanan intelektual yang setara.”

    BACA JUGA :  Gempa Bumi 6.2 Magnitudo Kembali Gunjang Majene