DETIKEPRI.COM, SYIAR – Sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang selalu berpuasai di Bulan Dzulhijjah, serta berpuasa Tarwiayah dan Arafah.
Niat Puasa Dzulhijjah boleh dilakukan pada pagi atau siang hari dengan catatan belum makan dan minum sejak pagi lalu terbersit keinginan untuk berpuasa.
Sedangkan pada puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha dan puasa kaffarah atau puasa nadzar wajib dilakukan pada malam hari sebelum masuk waktu shubuh.
Istilah yang sering digunakan adalah tabyitunniyah, atau memabitkan niat. Maksudnya, di malam hari seseorang sudah harus berniat bahwa besoknya dirinya akan melaksanakan puasa.
“Ketentuan tabyitunniyyah ini hanya berlaku pada puasa wajib saja, seperti puasa Ramadhan, puasa nadzar, puasa qadha’ dan puasa kaffarah saja.
Sedangkan puasa-puasa sunnah, seperti puasa Senin dan Kamis, puasa ayyamul biiydh, puasa 6 hari bulan Syawwal dan seterusnya, tidak membutuhkan tabyitunniyah.
Sehingga asalkan seseorang belum sempat makan dan minum sejak pagi, lalu tiba-tiba terbetik keinginnan untuk berpuasa, dia bisa langsung berpuasa,” kata Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA