Air Laut Turun, Gempa Bumi Guncang Sulawesi Tengah, Warga Berhamburan

    828
    0
    Air Laut Turun, Gempa Bumi Guncang Sulawesi Tengah, Warga Berhamburan | Photo : SS/BMKG

    DETIKEPRI.COM, SULAWESI – Kejadian tak biasa terjadi di Sulawesi, tiba-tiba air laut turun drastis dari biasanya. Penduduk berhamburan dan ketakutan bahkan banyak yang berlari mencari tempat yang lebih tinggi.

    Dugaan masyarakat bakal terjadi tsunami seperti kejadian di Aceh pada 2004 silam, penduduk berlarian sembari mengingatkan kepada warga lain untuk lari menyelamatkan diri agar tidak di terjang tsunami.

    “Air laut turun, lari…lari…lari” kata salah satu penduduk yang berada di pantai dengan panik. Setelah terjadi guncangan besar 6.9sr yang sempat menguncang Sulawesi.

    BACA JUGA :  Bundaran Bintan Buyu Memakan Korban, Sebuah Mini Bus Terbalik dan Ringsek

    Guncangan itu terjadi di wilayah Baggai Kepulauan, Sulawesi Tengah pada Jum’at (12/4) sekitar pukul 18.40 waktu Indonesia Barat dengan kekuatan magnitudo 6,9. Menurut penjelasan Pusat kajian gempa Indonesia. Bahwa gempa itu juga bisa menyebabkan tsunami.

    Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di laman resminya juga mengeluarkan peringatan bahaya tsunami akibat gempa ini kepada penduduk yang berada di wilayah pesisir pantai.

    BACA JUGA :  52 Orang Keracunan di Cianjur, 2 Orang dinyatakan Meninggal

    “Gempa tersebut berpotensi Tsunami” demikian peringatan dini yang dikeluarkan BMKG

    “Gelombang akan tiba ke kawasan pantai, gelombang yang pertama mungkin bukan yang terbesar,” bunyi peringatan BMKG di laman resminya

    Kejadian yang sama terjadi beberapa bulan lalu dimana gempa berkekuatan 7,5 magnitudo, disusuli tsunami melanda bandar Palu Sulawesi pada 28 September 2018 lalu.

    BACA JUGA :  Dan Lanal Ranai Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi di Pelabuhan Tanjung Payung Penagi

    Bencana itu mengakibatkan lebih dari 2000 orang dan menyebabkan 220,000 orang kehilangan tempat tinggal.

    Indonesia adalah antara negara yang kerap dilanda bencana alam, karena terletak di atas “Lingkaran Api Pasifik, menyebabkan kebanyakan plat-tektonik bertembung menjadi puncak yang kerap letusan gunung berapi dan gempa bumi.