DETIKEPRI-TEKNOLOGI, Dalam penelitian We Are Social dan Hootsuite, terungkap bahwa masyarakat Indonesia sangat gemar mengunjungi media sosial.
Pengguna media sosial di Indonesia mencapai 48 persen. Rata-rata pengguna media sosial datang dari perangkat mobile. Tentu saja, jumlah ini merupakan jumlah yang sangat besar.
130 juta masyarakat Indonesia yang aktif di Instagram, Twitter dan lainnya. Membuat berbagai informasi yang diterima pembaca memiliki konten yang sulit di terima kebenarannya alias hoax.
Semakin besarnya pengguna media sosial semakin banyak pula informasi yang menyebar kemasyarakat. salah satunya berita hoax atau berita palsu yang justru tidak memberikan pendidikan kepada pembaca di media sosial.
“Beragam bentuk berita hoax yang sampai kemata pembaca seperti tentang kesehatan, politik, hukum dan budaya masih di duga 30% isinya hoax membingungkan masyarakat membacanya. Untuk itu, diharapkan masyarakat pengguna media sosial bijak dalam menyikapi berita hoax.
Jangan gampang terprovokasi. Cari lah sumber yang falid dan bisa dipertanggung jawabkan isi beritanya,” Kata obeh salah satu pegiat media sosial Facebook.
Upaya pemerintah dalam menghadapi penyebaran berita hoax ini banyak cara, salah satunya dengan cara mengkampanyekan stop hoax yang dapat kita lihat di situs pencarian google, youtube dan lain-lain.
Hal ini guna meminimalisir penyebaran berita hoax yang semakin hari semakin tidak tersaring disetiap media sosial.
“Dengan adanya kampanye stop hoax ini, agar masyarakat pengguna media sosial tidak mudah menyebar luaskan suatu berita yang kebenarannya diragukan. sehingga tidak ada kecemasan dan kegaduhan yang terjadi dimasyarakat, ” Katanya (Alf)