Brazil Tolak Uji Klinis Vaksin Dari China, ‘Kemenangan’ Kata Bolsonaro

    1248
    0

    DETIKEPRI.COM, BRAZIL – Penangguhan terhadap uji klinis Vaksin Covid19 Sinovac menjadi persoalan baru bagi China, sebab uji klinis ini penting untuk melihat seberapa besar daya kerja dari vaksin tersebut.

    Sehingga dapat di tentukan penggunaannya untuk produksi massal vaksin Sinovac yang di yakini dapat menyembuhkan infeksi virus Covid-19.

    Penolakan Presiden Brasil, Jair Bolsonari bukan tidak beralasan, dan ini merupakan tindakan langakah yang mempertimbangkan keselamatan bagi rakyat Brazil.

    Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, menyatakan penangguhan uji klinis vaksin Covid-19 di Brasil yang dikembangkan perusahaan China sebagai sebuah “kemenangan”. Uji klinis tahap akhir untuk vaksin Sinovac itu sedang dilakukan di Indonesia dan Turki.

    Tahap uji klinis dihentikan setelah terjadi suatu “insiden merugikan yang parah” – dilaporkan berupa kematian seorang relawan.

    Pihak berwenang bidang kesehatan di Brasil, Anvisa, mengatakan insiden itu terjadi pada Oktober 29, namun tidak memberi detil lebih lanjut.

    BACA JUGA :  Pengurus SMSI Se-Kepri Dilantik, Gubernur Ansar Terima Anugerah Sahabat Pers Indonesia

    Tetapi, kepala lembaga yang melakukan uji klinis tersebut mengatakan kepada media setempat bahwa kematian relawan yang bersangkutan tidak terkait dengan uji klinis itu sendiri.

    Presiden Bolsonaro telah lama mengkritik vaksin tersebut karena keterkaitannya dengan China. Dia mengatakan vaksin itu tidak akan dibeli oleh negaranya.

    Bolsonaro juga terlibat dalam pertarungan politik dengan Gubernur São Paulo, João Doria, yang secara terbuka mendukung uji klinis itu.

    Melalui Facebook, presiden mengatakan penghentian uji klinis CoronaVac adalah “kemenangan lagi untuk Jair Bolsonaro”.

    Vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan China, Sinovac Biotech, adalah salah satu dari beberapa vaksin yang telah memasuki tahap akhir uji klinis secara global.

    Sinovac mengatakan pihaknya “yakin dengan keamanan vaksin”.

    Perusahaan itu telah menggunakan vaksin itu untuk mengimunisasi ribuan orang di negaranya dalam program penggunaan darurat.

    BACA JUGA :  RDPU terkait Sertifikat Tanah Perumahan RCP, Kepala Ombudsman Kepri Sampaikan Beberapa Hal

    Brasil adalah salah satu negara yang paling terdampak virus corona. Negara itu mencatat lebih dari 5,6 juta kasus yang terkonfirmasi – tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India – dan hampir 163.000 kematian, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University.

    Mengapa uji klinis ditangguhkan?

    Pada Senin (09/11), Anvisa mengatakan pihaknya telah “memutuskan untuk menghentikan uji klinis CoronaVac menyusul insiden merugikan yang serius”.

    Anvisa tidak mengungkapkan kasus secara detil, maupun di mana hal itu terjadi. Uji klinis tahap akhir untuk vaksin Sinovac juga sedang dilakukan di Indonesia dan Turki.

    Kedua negara tersebut tidak ada yang mengumumkan penangguhan.

    Di Indonesia, perusahaan milik negara Bio Farma mengatakan pada Selasa (10/11) bahwa uji coba vaksin Sinovac “berjalan lancar”, menurut kantor berita Reuters.

    BACA JUGA :  Danlantamal IV Terima Vaksin Sinovac Perdana di Kepri

    Dimas Covas, kepala institut Butantan yang melakukan uji coba di Brasil, mengatakan kepada media setempat bahwa penangguhan uji klinis memang terkait dengan satu kasus kematian, tetapi dia berkeras bahwa kematian itu tidak terkait dengan vaksin.

    Pernyataan ini didukung oleh Jean Gorinchteyn, Menteri Kesehatan Negara Bagian São Paulo, yang mengatakan saat konferensi pers bahwa kematian itu adalah “peristiwa eksternal” yang tidak terkait dengan vaksin.

    Covas mengatakan bahwa tidak ada reaksi merugikan terhadap vaksin tersebut.

    “Kami berpandangan bahwa keputusan Anvisa ini aneh, karena tidak ada hubungannya dengan vaksin. Ada lebih dari 10.000 sukarelawan saat ini,” kata Covas kepada TV Cultura.

    Dia mengatakan penangguhan tersebut telah menyebabkan “kemarahan” dan bahwa penyelenggara uji klinis tidak dilibatkan. Dalam konferensi pers pada hari Selasa, Covas mengatakan dia berharap uji klinis akan segera dilanjutkan.