Hanya bagaimana sebuah lembaga survey bisa melegitimasi dengan baik, dan bukan hanya sekedar survey pesanan ataupun survey ABS (Asal Bapak Senang).
Survey-survey seperti inilah yang nantinya akan menyesatkan para pemilihnya untuk meyakini dan mempercayai bahwa seorang calon bisa dijadikan sebagai pemimpin atau wakil rakyat.
Lantas adakah lembaga survey yang mampu berdiri secara independen, dengan data yang akurat dan diambil diseluruh daerah dengan sampling yang tepat.
Seberapa akuratkah sebuah lembaga survey dalam melegitimasi elektabiltas seorang calon yang akan masuk dalam kancah pemilihan.
Tentu ini harus dengan perhitungan yang matang dengan berbagai pertimbangan. Tidak sedikit pula sebuah lembaga survey tergerus dengan hasil yang diberikan kepada orang yang dijadikan sebagai sumber survey.
Terlebih lagi hasil survey realnya tidak sesuai dengan ekspektasi dari orang yang menginginkan survey tersebut.
Dan akan dikatakan sebagai survey abal-abal dan survey yang gak jelas, padahal pada kenyatannya itulah data yang sebenarnya.