Beranda Liputan Khusus Politik Fadli Zon : Ingin Pindah Partai, Makanya Dia Mengundurkan

Fadli Zon : Ingin Pindah Partai, Makanya Dia Mengundurkan

1995
0
Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra | Foto : Ist/Net

DETIKEPRI.COM, POLITIK – Pengunduran diri Wasekjen Gerindra Mohammad Nuruzzaman menuai tanggapan Wakil Ketua Gerindra Fadli Zon, bahkan dia menyatakan bahwa Nuruzzaman mengundurkan diri sebab hendak pindah partai, tanggapan ini terus bergulir bagaikan kekisruhan internal partai Gerindra.

Wakil Sekjen Partai Gerindra Mohammad Nuruzzaman mengundurkan diri dari Partai Gerindra. Gara-garanya, dia tersinggung dengan komentar Waketum Gerindra Fadli Zon terhadap anggota Wantimpres KH Yahya Cholil Staquf yang berkunjung ke Israel.

Fadli melakukan sindiran di Twitternya kepada Gus Yahya. Menurut dia, tokoh NU itu memalukan bangsa Indonesia dan tak punya sensitivitas pada perjuangan Palestina.

Gus Yahya melakukan kunjungan ke Israel guna memenuhi undangan sebagai pembicara The David Amar Worldwide North Africa Jewish Heritage Center, Minggu (10/6). Videonya beredar di media sosial, sehingga menuai pro dan kontra di dalam negeri.

BACA JUGA :  Musda Golkar Pangandaran Rusuh, Bakar Satu Motor

Terkait pengunduran diri Nuruzzaman, Fadli tak berkomentar banyak. Menurut Wakil Ketua DPR itu, Nuruzzaman memang sudah lama tak aktif di Partai Gerindra, bahkan jabatannya bukan wakil sekjen.

“Seingat saya ia sudah lama tak aktif dan bukan Wakil Sekjen. Kabarnya memang mau pindah partai. Gerindra selalu berjuang untuk Indonesia Raya,” tulis Fadli Zon dalam akun Twitternya dikutip merdeka.com, Rabu (13/6).

Fadli menjelaskan, mengapa dirinya mengkritik keras anggota Wantimpres berkunjung ke Israel.

Fadli menilai, kunjungan Gus Yahya sebagai bentuk pelanggaran konstitusi dan UU No.37/1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Kunjungan tersebut juga dipandang kontraproduktif dengan sikap politik luar negeri Indonesia yang sejak 1947 konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.

“Kunjungan Wantimpres Yahya Staquf ke Israel, selain mencederai reputasi politik luar Indonesia di mata internasional, juga jelas bisa melanggar konstitusi dan UU No.37/1999 tentang Hubungan Luar Negeri,” kata dia.

BACA JUGA :  Silaturahmi Dalam Rangka Reses Anggota DPD RI Dapil Kepri

Menurut Fadli, dalam konstitusi tertulis tegas penentangan segala bentuk penjajahan. Dan Israel, berdasarkan serangkaian resolusi yang dikeluarkan PBB, merupakan negara yang telah melakukan banyak pelanggaran kemanusiaan terhadap Palestina.

Mulai dari resolusi 181 tahun 1947 tentang pembagian wilayah Palestina dan Israel. Resolusi 2253 tahun 1967 tentang upaya Israel mengubah status Yerusalem, Resolusi 3379 tentang Zionisme thn 1975, Resolusi 4321 tahun 1988 tentang pendudukan Israel dalam peristiwa intifada dan sejumlah resolusi lainnya.

“Berdasarkan catatan statistik otoritas Palestina, sejak tahun 2000 hingga Februari 2017, sebanyak 2069 anak Palestina tewas akibat serangan Israel,” tulis Fadli lagi.

Bahkan pada serangan Israel ke Yerusalem Timur dan Tepi Barat pada 2014, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA), menyatakan serangan tersebut mengakibatkan kematian warga sipil tertinggi sejak 1967.

BACA JUGA :  IDM : Elektabilitas Prabowo Mengejutkan Capai 50,1 Persen, Jokowi 29,8 Persen

Dari Laporan OCHA tahun 2014 yg berjudul, ‘Fragmented Lives’, lanjut Fadli, menyebutkan bahwa akibat okupasi Israel di Jalur Gaza, terdapat 1,8 juta warga Palestina menghadapi peningkatan permusuhan paling buruk sejak 1967.

“Lebih dari 1.500 warga sipil terbunuh, lebih dari 11.000 orang terluka dan 100.000 orang terlantar. Laporan tahun 2017 pun menunjukan situasi tak berubah. Akibat agresifitas Israel, terdapat 2,8 juta warga Palestina yang membutuhkan pertolongan dan perlindungan kemanusiaan,” jelas dia lagi.

Nuruzzaman menuliskan surat langsung kepada Ketum Gerindra Prabowo Subianto soal pengunduran diri tersebut. Menurut dia, selama di Gerindra, banyak usulannya yang tak diakomodir oleh partai.