Wisata Budaya Edisi Lebaran di Luar Jawa

    1389
    0
    Perang Tupat simbol kerukunan antar agama di Lombok / foto : istimewa

    DETIKEPRI.COM, CIMAHI — Setelah hari raya Idul Fitri, hampir setiap sudut di pulau Jawa nampak meriah. Berita tentang arus mudik di Jawa kerap mendominasi informasi, belum lagi soal beragam tradisi yang ditujukan khusus untuk memasuki bulan Syawal.

    Namun ternyata tidak hanya Jawa saja yang memiliki tradisi untuk menyambut lebaran, beberapa daerah di Indonesia pun turut merayakannya.

    Berikut adalah beberapa tradisi menyabut lebaran yang ada di luar Jawa.

    1. Perang Topat, Lombok

    Lombok adalah salah satu daerah yang didominasi oleh umat muslim, bahkan dari segi pariwisata Lombok adalah destinsi utama wisata halal Indonesia. Menyambut datangnya lebaran, warga Lombok memiliki tradisi bernama Perang Topat atau perang ketupat.

    BACA JUGA :  Inilah Isi Pidato Sjafruddin Yang Menggemparkan

    Sebelum memulai Perang Topat, warga akan terlebih dulu mengarak hasil bumi.

    Perang topat sudah sejak lama dilakukan oleh suku Sasak, tujuannya adalah mempererat hubungan antar umat beragama di Lombok.

    2. Bedulang, Bangka

    Salah satu hal yang umum dilakukan saat lebaran adalah makan bersama, hal ini juga dilakukan di Bangka. Di Bangka tradisi makan bersama setelah silahturahmi dan bermaaf-maafan disebut dengan Bedulang.

    Bedulang sendiri memiliki arti makan bersama. Ada satu peraturan yang wajib dilakukan saat Bedulang yaitu makan dengan tangan, sehingga tidak diizinkan untuk menggunakan sendok dan garpu.

    BACA JUGA :  Sambut Hari Raya Galungan, Kapolsek Bintim Kunjungi Pure

    3. Ronjok Sayak, Bengkulu

    Tradisi Ronjok Sayak dilakukan oleh masyarakat Bengkulu selepas solat isya setiap malam takbiran.

    Awalnya tradisi ini dilakukan oleh suku Serawai. Mereka menyusun batok kelapa ke atas di depan rumahnya, kemudian dibakar.

    Mereka yakin kalau api adalah unsur penghubung antara manusia dengan leluhur mereka.

    4. Meugang, Aceh

    Pada dasarnya Meugang adalah tradisi memasak dan memakan bersama yang dilakukan oleh warga Nanggroe Aceh Darussalam. Namun hal yang menjadikannya unik adalah masakan itu dibagikan pada kaum dhuafa sebagai wujud rasa saling berbagi.

    Biasanya seluruh warga desa berkumpul di masjid untuk memasak daging, sebelum membagikannya kepada kaum yang papa.

    BACA JUGA :  Upacara Pembukaan Pendidikan Bintara Polri Gelombang I 2022 di SPN Polda Kepri Tanjung Batu

    5. Meriam Karbit, Pontianak

    Meriam karbit adalah sebuah tradisi warga Pontianak yang sudah berusia lebih dari 200 tahun. Meriam itu dibuat dari bambu yang diletakkan di pinggir sungai Kapuas.

    Menjelang malam takbiran, warga pontianak meriam itu dinyalakan sebagai penanda datangnya Idul Fitri.

    6. Tumbilotohe, Gorontalo

    Biasanya tiga hari mejelang hari raya Idul Fitri, kota Gorntalo akan berubah menjadi meriah. Pasalnya warga Gorontalo seakan berlomba-lomba memasang beberapa lampu minyak di depan rumahnya, yang jumlahnya sesuai dengan jumlah anggota keluarga.

    Konon, tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke -15.