Pengusaha Masuk Politik, Memperjuangkan Nasib Masyarakat atau Amankan Bisnisnya?

    1361
    0
    Ilustrasi Orasi Sang Politikus | Photo : Istimewa

    DETIKEPRI.COM, POLITIK – Saat ini merupakan momen yang sesuai untuk membicarakan politik, telebih tahun ini adalah tahun politik hingga masa pemilihan yang bakal digelar pada April 2019.

    Politik adalah sebuah alat untuk mencapai kekuasaan dan menguasai, sehingga bukan hal yang tabu ketika kita harus bicara politik.

    Politik bukan momok menakutkan yang akhirnya menimbulkan antipati terhadap sistem ini, setiap orang selalu melakukan politik pada kehidupan sehari-harinya.

    Tanpa disadari dan tanpa kesengajaan setiap pribadi masing-masing telah berpolitik, jadi jangan pernah merasa jengah dan benci terhadap politik.

    Karena unsur kehidupan ini selalu dipenuhi dengan sistem politik, yang terkadang kita buat sendiri dan kita ciptakan sendiri.

    Pertanyaannya apakah politik itu kejam dan menyakitkan?

    Jika kita menilik politik dari kekuasaan dan kemudaratan jelas politik itu kejam dan menyakitkan, bahkan tidak ada lawan yang abadi didalam politik dan tidak ada teman yang sejati dalam politik.

    BACA JUGA :  Mobil Perdana Menteri Libya di Serang Orang bersenjata

    Sebab politik bisa saja menjerumuskan teman sejati ke posisi terpuruk dan bisa menaikan tahta musuh yang dianggap abadi.

    Lantas seperti apa jika seorang pengusaha masuk dalam politik, apakah benar perduli terhadap kepentingan masyarakat dan orang banyak? atau justru dengan masuknya pengusaha tersebut hanya untuk mengamankan sistem bisnis yang telah dibangunnya agar tidak tersentuh hukum atau di ganggu oleh pihak tertentu yang bakal mengakibatkan kehancuran pada usahanya.

    Jika kita melihat beberapa orang politikus yang awalnya adalah seorang pengusaha bukan tidak mungkin bahwa politik hanya digunakan sebagai alat untuk mengamankan bisnisnya.

    Disamping itu politik sangat mudah untuk dikendalikan ketika orang tersebut adalah pengusaha besar dan memiliki kekuasaan yang besar pula.

    BACA JUGA :  Suzuki Bakal Luncurkan Sebuah Mobil SUV Mini Tahun 2019

    Politik hari ini sangatlah mudah, dengan umbar janji dan bukti kesuksesan semu menjadikan rakyat dan masyarakat bersimpatik dan siap memilihnya untuk dapat kursi panas masa jabatan politik.

    Hari ini masyarakat hanya menjadi korban janji dan korban kekuasaan, toh hingga posisi tertinggi didapatnya, tidak sedikit masyarakat yang terzolimi dan tertinggalkan.

    Bahkan dimusuhi dan dimanfaatkan, namun apa yang bisa dilakukan masyarakat dengan siksaan berat yang terus datang setiap harinya?

    Lantas pantaskan seorang pengusaha dipilih untuk menempati jabatam legislatif ataupun eksekutif, pantaskah mereka di perjuangkan hingga harus bertempur kepada saudara sendiri untuk mempertahankan seseorang untuk dipilih.

    Lantas kapankah masyarakat ini sadar bahwa politik yang dilakukan oleh para sang haus kekuasaan dan sang politikus rakus jabatan?

    Saat inilah kita harus lebih cerdas dalam memilih dan memilah siapa tokoh yang patut untuk dipilih yang nantinya dapat menjadi wakil rakyat dalam memperjuangkan hak dan kepentingan masyarakat itu sendiri.

    BACA JUGA :  Hutan Lindung Batam Hilang, Properti dan Industri Bunuh Masa Depan Hutan

    Saat ini adalah masa politik untuk 5 tahun yang akan datang, siapkah kita untuk memilih orang yang tetap yang bakal menjadi jalan perjuangan untuk mencapai kemakmuran dan mencapai kehidupan yang lebih baik.

    Yang namanya wakil rakyat yang harus lebih hormat terhadap rakyat, bukan justru malah sebaliknya, wakil rakyat yang dihormati rakyatnya.

    Kondisi ini terjadi dengan cukup lama, padalah para legislatif dan eksekutif jelas mereka adalah pelayan masyarakat, dan masyarakatlah yang menjadi majikannya.

    Jika masyarakat majikannya maka mereka harus bisa bekerja dengan baik dan memperjuangkan majikannya, karena ketika seseorang telah rela untuk terjun kepolitik dan mengharapkan untuk dipilih maka dia telah siap untuk menjadi pelayan.