Walau Di Embargo oleh Empat Negara Tetangganya, Qatar Masih Mampu Bertahan

    663
    0
    Embargo Empat Negara Tetangga Tidak Membuat Qatar Menyerah | Photo : ist/net

    DETIKEPRI.COM, INTERNASIONALQatar menjadi satu negara yang mendapat tekanan besar, empat negara tetangga melakukan embargo ekonomi dan berharap Qatar tidak dapat berbuat apapun, namun kenyataanya 1 Tahun embargo Qatar masih bisa bertahan.

    Kondisi embargo memang menjadi tekanan berat bagi Qatar, namun embar tersebut justru membuat Qatar untuk dapat berdiri sendiri tanpa bersandara dari negara tetangga.

    Jauh di pedalaman gurun di Qatar, di peternakan Baladna yang dilengkapi alat pendingin, seekor sapi berjalan masuk ke korsel canggih, siap untuk diambil susunya.

    Setahun lalu Qatar tak punya peternakan. Kebutuhan susu dibeli dari negara tetangga, Arab Saudi.

    Sekarang, peternakan Baladna memiliki 10.000 ekor sapi, sebagian besar berasal dari Amerika Serikat.

    ‘Rombongan’ pertama sapi-sapi ini didatangkan dengan pesawat Qatar Airways, satu bulan setelah krisis Teluk, ketika Qatar diblokade oleh beberapa negara tetangganya.

    BACA JUGA :  Mengapa Otoritas Palestina Tangkap aktivis Tepi Barat?

    Sapi sekarang menjadi kebanggaan nasional karena dianggap melambangkan gerakan kemandirian.

    “Semua orang mengatakan kami pasti gagal … kenyataannya kami berhasil membangun peternakan,” ujar Peter Weltevreden, manajer peternakan Baladna.

    “Janji kami ketika itu adalah, satu tahun setelah blokade kami bisa mencukupi kebutuhan susu dalam negeri,” imbuhnya.

    Pada 5 Juni tahun lalu, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir semuanya memutus hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar.

    Negara-negara ini menuduh Qatar mendukung terorisme, memicu gangguan stabilitas kawasan dan berupaya meningkatkan hubungan dengan Iran.

    Qatar menolak klaim tersebut dan menyatakan tidak bersedia mematuhi desakan negara-negara tetangganya, termasuk tuntutan menutup jaringan berita Al Jazeera.

    Sejak blokade ini, Qatar menggunakan cadangan devisa yang berlimpah dari ekspor gas untuk bertahan dari blokade ekonomi. Mereka juga menganggap boikot sebagai upaya untuk melemahkan kedaulatan.

    BACA JUGA :  Demonstrasi dan Pawai ke Gedung Putih Menandakan Protes Terbesar Sejak Pembunuhan George Floyd

    “Salah satu tujuan negara-negara yang menerapkan blokade adalah konsolidasi kekuasaan di kawasan,” kata Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, menteri luar negeri Qatar.

    “Mereka menyebut pihak-pihak yang tidak setuju dengan mereka adalah teroris.”

    Akar persoalan

    Qatar mengatakan penyebab utama blokade negara-negara Teluk adalah serangan siber terhadap kantor berita nasional yang berdampak dengan penerbitan artikel yang seolah-olah mengutip penguasa Qatar.

    Dalam artikel ini penguasa Qatar digambarkan bersimpati dengan kelompok militan Lebanon Hizbullah dan kelompok Hamas di Gaza. Dikutip pula pernyataan bahwa Donald Trump tak akan bertahan lama sebagai presiden Amerika Serikat.

    Tapi, para analis mengatakan akar persoalannya lebih dari itu.

    “Akar permasalahannya ditutup-tutupi selama 20 tahun dan baru dibuka tahun lalu,” kata Ali Shihabi, pendiri lembaga Arabia Foundation di Washington, AS.

    BACA JUGA :  50 Juta Data Pengguna Facebook Bocor Demi Trump

    Ia mengacu pada rekaman yang beredar setelah tumbangnya pemimpin Libia Muammar Gaddafi pada 2011 yang memperlihatkan ayah emir Qatar merencanakan penggulingan kekuasaan terhadap kerajaan Saudi.

    Shihabi mengatakan Qatar melanggar perjanjian dengan terus memberi dukungan finansial kepada para pembangkang di Timur Tengah dan juga mendukung Al Jazeera.

    Ia menyatakan melalui Al Jazeera, Qatar bisa menjangkau 22 juta orang di Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir. Padahal penduduk Qatar cuma 300.000 jiwa.

    “Qatar adalah adik dan sebagai adik ia tak sepantasnya memainkan peran lebih besar dari kakak-kakaknya karena itu hanya akan memicu masalah,” kata Shihabi memberi perumpamaan.

    Untuk sementara ini Qatar bisa mengatasi blokade.