Pada bulan Oktober, Apple membatalkan kontraknya dengan pembuat chip memori terkemuka China Yangtze Memory Technologies setelah perusahaan tersebut masuk daftar hitam sebagai bagian dari kampanye Presiden AS Joe Biden yang meningkat untuk membuat pincang sektor teknologi China di tengah dugaan masalah keamanan nasional. Apple awalnya merencanakan perusahaan China untuk akhirnya memasok hingga 40 persen transistor yang dibutuhkan di semua model iPhone.
Ini membuat Apple tidak punya banyak pilihan selain memperdalam ketergantungannya pada rantai pasokan yang dipimpin AS. Apple sejak itu telah mengetuk saingan Korea Selatan Samsung untuk memori flash NAND yang diharapkan disediakan oleh Yangtze, DigiTimes melaporkan bulan lalu.
Sementara itu, perusahaan akan meningkatkan ketergantungannya pada Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan (TSMC), produsen chip canggih terbesar di dunia. Apple mengonfirmasi bulan ini akan menggunakan proses pembuatan chip empat nanometer dan tiga nanometer pembuat chip Taiwan untuk chip seri-A dan seri-M kustomnya.