Diduga Pembangunan Asal Jadi, Pelantar Kampung Panglong Roboh, 1 Orang Luka-Luka

    1361
    0
    Pelantar Kampung Panglong roboh, satu orang luka-luka di kepala | Photo : Adi Alfani

    DETIKEPRI.COM,BINTAN – Pelantar Kampung Panglong Kecamatan Teluk Sebung roboh satu orang warga jadi korban, Mariah salah satu warga kampung panglong yang menjadi korban robohnya pelantar Kampung Panglong. Saat itu Mariah sedang melintasi pelantar tersebut dan tiba-tiba roboh.

    Diduga proyek pengerjaan pembangunan pelantara asal jadi. Sehingga pelantar yang baru dibangun tersebut roboh dan mengakibatkan seorang warga mengalami luka-luka.

    Pemerintah Kabupaten Bintan sedang giat-giatnya membicarakan tentang program pembangunan, yang mana ini pembangunan tentu sejalan dengan kebutuhan hidup orang banyak.

    Apa jadinya jika pembangunan tersebut justru mengakibatkan korban luka dan bahkan bisa merenggut nyawa sekalipun. Apabila program perencanaan pembangunan itu tidak matang dan dampak negatif akan muncul di masyarakat.

    Seperti halnya yang terjadi dengan pembangunan pelantar yang berada di Kampung Panglong Desa Berakit Kecamatan Teluk Sebung Kabupaten Bintan, Seorang warga desa Panglong bernama Ibu Mariah mengalami luka-luka pada bagian kepala akibat benturan, saat pelantar yang dilintasinya roboh.

    BACA JUGA :  Penumpang Tujuan Tanjung Pinang, Tanjung Uban dari Pelabuhan Telaga Punggur Batam tidak ada Pengecekan Suhu Badan

    Walau luka yang dialami ibu Mariah tidak begitu serius, namun kejadian tersebut mengakibatkan rasa takut dan trauma, robohnya pelantara pada Sabtu (16/03/2019).

    Warga memfungsikan pelantar sebagai akses jalan yang menghubungkan antara jalan dan rumah yang dimiliki oleh setiap warga tersebut.

    “Kejadiannya tiba-tiba, saat Ibu Mariah melintas tiba-tiba terjatuh dan pelantar juga ikut roboh, semua dagangan ibu itu jatuh kelaut dan kepalanya terbentur pelantar. Semua dagangannya rusak terendam air laut. Spontan warga sekitar menolong beliau.” tutur Aswir salah seorang warga kepada awak media melalui telepon selularnya.

    Setelah Satu hari kejadian tim turun ke lokasi kejadian dan menemui korban. Sambil berbincang-bincang kecil dengan ibu Mariah menceritakan kronologi kejadian robohnya pelantar tersebut. Minggu (17/03/2018)

    BACA JUGA :  Suzuki Bakal Luncurkan Sebuah Mobil SUV Mini Tahun 2019

    “Saya jatuh terjerembab kebawah pak, bersama dagangan saya, saya mengalami luka-luka dan bengkak di kepala, dan dagangan saya habis semua, padahal dari hasi itulah saya menghidupi kebutuhan keluarga.” ungkap ibu Mariah dengan wajah sedih dan mata berkaca-kaca.

    “Saya berharap kepada pemerintah agar segeralah untuk memperbaiki pelantar ini, karena inilah jalan penghubung antara rumah ke rumah masyarakat sini.” imbuhnya.

    Beberapa warga juga turut prihatin atas kejadian yang menimpa Ibu Mariah, warga bergantian menjenguh ibu mariah, disela-sela itu awak media menemui salah satu masyarakat yang berkunjung kerumah ibu mariah.

    “Ya..Kami berharap agar pemerintah setempat dapat lebih fokus dalam pembangunan pelantar ini, dan hendaknya pemerintah lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat bukan asal jadi, sehingga tidak akan terjadi lagi kejadian yang sama, apalagi pelantar ini kan akses satu-satunya bagi masyarakat setempat.” Ungkap Ibu Hanny

    BACA JUGA :  Hingga Hari ini Total Kematian Akibat Wabah Corona di Amerika Serikat Capai 12.400 Jiwa

    Pelantar yang terbuat dari beton tersebut dibangun sekitar tahun 2013, dan memang selayaknya mendapat perhatian kembali oleh pemerintah Kabupaten Bintan, karena banyak pelantar lain sudah mulai keropos dan sebagian juga ada yang roboh.

    Sehingga masyarakat berharap pemerintah lebih memproritaskan pembanguan pelantar untuk akses jalan masyarakat. Dan pembangunannya juga tidak asal jadi. Sehingga pelantar dapat digunakan dalam kurun waktu yang cukup lama.

    “Kami sangat berharap perhatian pemerintah lebih memproritaskan untuk hal pembangunan pelantar ini, sehingga masyarakat Kampung Panglong tidak lagi mengalami hal serupa, terlebih pelantar yang lain sudah terlihat keropos dan mulai menunjukan tanda-tanda akan roboh.” Ungkap salah satu tokoh masyarakat yang tidak ingin identitasnya diketahui.(AA)