Sebuah Kota Terletak di Pedalaman Turki, di Selamatkan Oleh Media Sosial

    760
    0
    Kastil Kapas Kota Pumakkale Turki | Photo : Noril Jemil

    DETIKEPRI.COM, PAMUKKALE – Mungkin orang tidak akan percaya bahwa Turki memiliki sebuah kota yang terletak cukup jauh dari Ibu Kota Angkara. Kota yang yang sempat terabaikan dan hampir tidak dikunjungi oleh parawisatawan.

    Padahal Kota ini memiliki keindahan yang cukup fantastis, dan memiliki beberapa kolam pemandian yang konon katanya bisa memberikan penyembuhan.

    Kota yang pernah jaya pada waktu silam, akhirnya terselamatkan kembali oleh sebuah unggahan di salah satu media sosial dan mendapat tanggapan yang beragam dari para nitijen.

    Berkat unggahan di instagram yang menyita perhatian banyak orang, sebuah kota kuno di Turki bangkit dan menyambut semua pengunjung dari penjuru dunia.

    Terletak hampir 200 meter di atas tepi barat dataran tinggi Anatolia di barat daya Turki, setumpuk teras putih berkilau berbaris di tebing, berjajar hingga dataran Çürüksu di bawah.

    BACA JUGA :  Acura NSX 2019 Melakukan 5 Perubahan dari Seri Sebelumnya

    Dikenal sebagai Pamukkale (‘Kastil Kapas’ dalam bahasa Turki), air terjun yang membatu ini sebenarnya adalah serangkaian mata air panas alami, yang mengandung kalsit meluap melalui wilayah yang pada masa Yunani-Kuno merupakan kota Hierapolis, sebuah kota spa kuno di atas lereng bukit, sebelum mengalir turun sehingga membentuk tangga berkilauan dari kolam yang indah.

    Kini, keajaiban geologis dan reruntuhan puncak gunung Hierapolis yang dulunya menjaganya menjadi situs Warisan Dunia UNESCO.

    Namun, meski kolam Pamukkale yang sejernih kristal telah menjadi salah satu tempat wisata paling banyak dikunjungi di Turki – dengan hampir dua juta pengunjung berbondong-bondong ke perairan pirus yang berkilauan setiap tahun – kota Pamukkale dengan 2.000 penduduknya yang bawah kolam telah lama hidup dalam bayang-bayan destinasi wisata terkenal itu.

    Jauh dari kolam-kolam yang membatu, Pamukkale dikenal sebagai desa penuh debu selama beberapa dekade. Koleksi rumah-rumah bata dan ubin kecil dan toko-toko kelontong kecil berkerumun di sekitar masjid dan restoran-restoran kecil.

    BACA JUGA :  Pembkab Tuba dan TMMD 105 Kodim 0426 Berikan Pelayanan Dokumen Kependudukan

    Kambing mengintip dari halaman depan yang dipagari ke atas ke arah bus pemanjat yang memanjat bukit, sementara para petani mengendarai traktor mereka ke rumah setelah menghabiskan hari-hari mereka di ladang.

    Mata air Pamukkale disebut dapat menyembuhkan kulit dan meremajakan tubuh yang lelah, dan khasiat kuratifnya telah lama dikenal oleh komunitas Yunani, Romawi, Bizantium, dan Turki yang telah menyebut situs itu sebagai rumah selama berabad-abad.

    Ada juga cerita yang lebih baru tentang bagaimana mandi di mata air dapat membantu meringankan penyakit.

    Pada 1950-an di Siprus Utara, seorang pria bernama Ali Riza Cagin, yang baru berusia 30-an, menderita sakit sendi yang melemahkan dan tidak mampu bekerja atau berdiri dalam waktu lama.

    BACA JUGA :  Wakapolda Kepri Pimpin Langsung Kenaikan Pangkat 323 Personel

    Dia pergi ke mata air atas saran dokternya dan dapat kembali bekerja dalam beberapa bulan. Saat ini, banyak dokter di seluruh Turki masih merekomendasikan mereka yang menderita eksim dan penyakit rematik untuk datang ke sini.

    Setelah pemulihan Cagin secara ajaib, kabar tentang air panas Pamukkale terus menyebar di luar dataran tinggi Anatolia pada 1960-an. Namun, kota kecil di kaki kolam tetap menjadi pemukiman petani delima, anggur, dan ceri yang lesu.

    Tetapi pada 1970-an, pemerintah Turki mulai menjual tanah di sepanjang pantai Aegean dan Mediterania kepada para pengusaha dalam upaya untuk memulai pariwisata di seluruh barat daya negara itu, menurut Umit Bozdag, juru bicara pariwisata di kedutaan Turki di London.

    Resor pantai mulai menawarkan wisata sehari ke mata air panas Pamukkale, dan orang-orang datang berbondong-bondong.