Tinggalkan Bahan Bakar Minyak, Produsen Mobil Kejar Ciptakan Mobil Hybrid

    1730
    0
    Mobil Toyota C-HR Hybrid | Photo : Ist/Net

    DETIKEPRI.COM, AUTOMOTIVE – Kesepakatan negara-negara di dunia untuk memproduksi secara masal mobil berdaya batrai atau sering disebut Hybrid, bahkan Indonesia sendiri ikut serta dalam penandatangan tersebut, hal ini muncul asumsi bahwa mobil berbahan bakar minyak bakal di singkirkan.

    Hampir semua produsen mobil yang terbesar di dunia mulai mengejar target untuk menciptakan mobil Hybrid, bahkan mobil-mobil mewah Hybrid telah bermunculan namun belum dilakukan produksi masalah.

    Masyarakat masih belum banyak mengenal dengan baik mobil hybrid terlebih lagi mobil ini memiliki kendala terkait penyediaan station-station pengisian batrai.

    Sementara Indonesia sendiri bekerjasama dengan Pertamina dan PLN untuk membangun station-station pengisian daya diseluruh daerah untuk menghadirkan mobil listrik atau hybrid.

    BACA JUGA :  Gaji Pegawai P3K Ditanggung Daerah, Ini Penjelasan Walikota Batam

    Mobil Hybrid dinilai lebih efisien dan ekonomis serta dapat menanggulangi karbondioksida dan mengurangi gas emisi pada kenderaan bermotor seperti mobil dan sepeda motor.

    Kondisi pemanasan global menjadi alasan kuat untuk menggunakan mobil hybrid yang telah perlahan di ciptakan oleh pabrikan automotive.

    Dengan penandatanganan penggunaan mobil hybrid atau produksi massal mobil hybrid ada permasalah baru di balik mobil berdaya batrai ini.

    Batrai yang digunakan adalah batrai li-ion yang diciptakan dari bahan bebatuan langka yang ada dibeberapa daerah di afrika dan lainnya.

    Bahan baku ini dinilai terbatas tidak semua daerah memiliki bahan bahan baku tersebut, sehingga memungkinkan ekplorasi dan penambangan bahan ini akan memiliki massa waktu.

    BACA JUGA :  Rambut Wanita Sering Rontok?, Inilah 5 Masalah Kesehatan Jadi Penyebabnya

    Jika bahan ini tidak dapat diperoleh lagi lantas alternatif apa yang bakal menjadi bahan dasar dari batrai tersebut, mungkin butuh waktu yang jelas para ilmuan masih dalam tahap pengembangan untuk menciptakan batrai yang lebih efisien dan lebih ramah lingkungan.

    Dibandingkan batrai yang berbahan dasar mercury yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan juga berakibat buruk bagi manusia.

    Bahan dasar mercury perlahan mulai ditinggalkan walau hingga saat ini masih ada beberapa produsen batrai masih menggunakan bahan dasar mercury dan juga bahan dasar arang sulfat.

    Perkembangan mobil hybrid tidak lepas dari perkembangan batrai yang digunakan sebagai catu daya di dalam mobil itu sendiri, sehingga pertimbangan kuat dalam persoalan produksi batrai dan catu daya yang efisien untuk mobil itu sendiri.(Ptr)

    BACA JUGA :  Kuasa Hukum Setnov Kecam Pindah Ke Rutan Gunung Sindur, Rumah Tahanan Para Teroris

    EDITOR’S PICKS