Embargo Senjata terhadap Iran berakhir Meskipun ada Tantangan Amerika Serikat

    378
    0

    Selain itu Rusia tidak merusak hubungan dengan UEA, Arab Saudi, dan Israel dengan menyediakan senjata berteknologi tinggi atau canggih bagi Iran.

    Tetapi peneliti perca Iran dan Rusia dapat menikmati dorongan dalam kerjasama militer dan kontak yang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir karena kepentingan bersama di Suriah dan peningkatan umum dalam hubungan bilateral.

    “Kemungkinan akan ada pertukaeran dan latihan militer tambahan di samping peningkatan upaya yang mempromosikan interoperabilitas antara angkatan bersenjata Rusia dan Iran di tingkat taktis.” Katanya.

    Prespektif Iran

    Menyusul implementasi kesepakatan nuklir pada 2016, Rusia menyelesaikan pengiriman sistem rudal pertahanan udara S-300 ke Iran, yang berhasil di uji coba oleh Iran pada awal 2017.

    BACA JUGA :  Perang Survey, Angkat Opini Jagoan Mampu Pimpin Indonesia

    Ini akhirnya menyimpulkan kesepakatan $800 juta yang di tandatangani kedua negara pada tahun 2017 yang tidak dipenuhi oleh Rusia setelah tekanan sanksi multilateral terhadap Iran meningkat.

    Tetapi pada saat itu banyak telah berubah di Iran. Seperti yang dijelaskan oleh pakar pertahanan Iran Hossein Dalirian, setelah bertahun-tahun mendapatkan sanki multilateral dan sepihak.

    Iran menyimpulkan bahwa pihaknya harus bergantung pada keahlian para insinyur dan pakar mereka sendiri untuk meningkatkan kemampuan pertahanan.

    BACA JUGA :  Daftar Harga Mobil Mewah Bupati Abdul Latif yang Disita KPK

    “Dengan perspektif, upaya ekstensif diluncurkan di dalam Iran untuk mengembangkan beragam senjata dan sistem canggih yang sekarang diproduksi secara lokal, yang setara dengan negara-negara mamu, bahkwan seperti yang dibuktikan oleh pakar militer musuh Iran.” katanya

    Di antaranya termasuk kenderaan udara tak berawak (UAV) dan sistem pertahan rudal permukaan ke udara Bavar-373, yang secara resmi diluncurkan pada Agustus 2019, dan yang menurut Iran setara dengan yang canggih. Sistem S-400 Rusia.

    Namun, kata Dalirian, belum mungkin atau layak secara ekonomi, bagi Iran untuk memproduksi sejumlah persenjataan, termasuk jet tempur generasi kelima.

    BACA JUGA :  Anak Petani Bintan Berhasil Kalahkan 500 Peserta Se-Indonesia, Dapat Beasiswa Ke Turki

    “Meskipun para ahli Iran baru-baru ini memperoleh pengetahuan teknologi untuk memproduksi suku cadang jet tempur, dan membangun Kowsar, yang setara dengan jet tempur generasi keempat, tampaknya membeli jet tempur mungkin dikejar oleh Iran pada saat yang sama seperti secara lokal mengembangkan jet tempur modern,” katanya.

    Dalirian mengatakan banyak negera telah menunjukan minat pada persenjataan Iran, tetapi tidak dapat membelinya karena sanksi.

    “Sekarang masih harus dilihat apa yang telah direncanakan musuh Iran, khususnya AS, untuk calon pembeli senajta Iran dalam istilah politi,” katanya.

     

     

    sumber : Aljazeera.com