Virus Misterius Serang China, Pemerintah Tingkatkan Kewaspadaan Jelang Imlek

    787
    0
    Virus menyebar menjelang perayaan Imlek, ketika banyak warga melakukan perjalanan. | Photo : WU HONG/EPA

    DETIKEPRI.COM, TIONGKOK – Imlek dalam waktu dekat disambut dengan hadirnya virus mematikan yang menyerang manusia, bahkan virus ini bisa menular dan membahayakan, pemerintah China melalui Komisi Kesehatan melakukan pengawasan selama liburan Imlek.

    Pemerintah China memastikan virus misterius mematikan, corona, yang sejauh ini telah menjangkiti lebih dari 200 orang di empat negara dapat tertular dari manusia ke manusia.

    Kepastian ini muncul di tengah persiapan antisipasi di bandara-bandara di seluruh dunia untuk memasang alat pengukur suhu badan di ketika ratusan juta warga China melakukan perjalanan di dalam dan luar negeri untuk libur Imlek.

    Sedikitnya 14 petugas medis di China yang merawat para pasien virus corona, dipastikan tertular.

    Tiga orang orang meninggal. Sementara Jepang, Thailand dan Korea Selatan melaporkan adanya kasus orang yang tertular.

    Komisi Kesehatan Nasional China memastikan mereka akan meningkatkan pengawasan selama liburan Imlek.

    BACA JUGA :  Dan Ramil 01/0315 Bintan Kerahkan Personil Bantu Bencana Longsor

    Jumlah orang yang tertular virus misterius di China meningkat tiga kali lipat dengan penyebaran virus ke kota-kota besar lain termasuk Beijing, Shangai dan Shenzen.

    Para petugas kesehatan memastikan virus yang terjadi di Wuhan pada Desember lalu sebagai virus corona. Mereka mengatakan wabah ini adalah penyakit pernafasan menular. Tetapi sebagian besar faktanya masih misterius.

    Wabah ini diduga berasal dari pasar, namun para pejabat dan ilmuwan masih belum dapat memastikan bagaimana virus ini menyebar.

    Virus yang terjadi ini mengingatkan orang pada virus Sars – yang juga berasal dari virus corona- yang menewaskan 774 orang pada awal tahun 2000 di puluhan negara, sebagian besar di Asia.

    Di tengah ini semua, pemerintah China tetap meyakinkan masyarakat bahwa virus itu “masih dapat dicegah dan dikendalikan.”

    BACA JUGA :  Pabrik Pelastik Berubah Menjadi Pabrik Sol Sepatu, Kok Bisa?

    Para pakar di Inggris mengatakan, jumlah orang yang tertular bisa jauh lebih besar dari data resmi dan dapat mencapai sekitar 1.700. dilansir dari laman BBC.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan lonjakan kasus baru virus ini disebabkan “meningkatnya pencarian dan pengujian”.

    Apa yang terbaru?
    Pihak berwenang di Kota Wuhan mengatakan sebanyak 136 kasus baru telah dikonfirmasi sepanjang akhir pekan. Pada periode tersebut, orang ketiga telah meninggal dunia akibat virus itu.

    Hingga Minggu (19/01), para pejabat setempat mengatakan sebanyak 170 orang di Wuhan masih menjalani perawatan di rumah sakit, termasuk sembilan di antaranya yang mengalami kondisi kritis.

    Pejabat kesehatan di Distrik Daxing, Beijing, menyebut dua orang yang telah bepergian ke Wuhan kini dirawat atas pneumonia terkait virus itu.

    BACA JUGA :  Ditahan Imbang, Villarreal vs MU lanjut ke Babak Extra Time

    Di Shenzhen, sejumlah pejabat mengatakan seorang pria berusia 66 tahun menunjukkan gejala-gejala mengidap virus itu menyusul perjalanan mengunjungi kerabat di Wuhan.

    Pihak berwenang China meyakinkan masyarakat bahwa virus baru corona yang telah menyebar ke luar negara itu “masih dapat dicegah dan dikendalikan.”

    Penegasan tersebut disampaikan oleh Komisi Kesehatan Nasional di tengah keresahan masyarakat akan penyebaran virus menjelang perayaan Imlek mulai pekan depan.

    Namun Komisi Kesehatan Nasional juga memperingatkan bahwa diperlukan monitoring ketat sebab sejauh ini belum diketahui secara pasti sumber, transmisi dan metode mutasi virus baru tersebut.

    Dalam pernyataan resmi pertama sejak terjadi wabah, Komisi Kesehatan Nasional berjanji untuk meningkatkan pemantauan selama perayaan Tahun Baru China atau Imlek.

    ‘Dari hewan terinfeksi’, screening di bandara Singapura
    Sejumlah ahli kesehatan Inggris memperkirakan jumlah pengidap virus hampir 1.700 orang.