Triwulan I-2018 Perekonomian Provinsi Kepri Membaik

    2148
    0
    Ilustrasi Grafik Ekonomi | Foto : ist/net

    DETIKEPRI.COM, EKONOMI & BISNIS – Bank Indonesia wilayah Provinsi Kepri menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Kepri meningkat dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan sebelumnya.

    Membaiknya perekonomian Kepri pada triwulan I-2018 turut mendorong kinerja perbankan. Kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR Konvensional) pada triwulan I-2018 membaik dibandingkan triwulan sebemunya tercermin dari peningkatan pertumbuhan kredit. Kredit (berdasarkan lokasi proyek) tercatat tumbuh menguat 7,25% (yoy) dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2017.

    Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit pada triwulan ini dipengaruhi oleh perbaikan kinerja kredit modal kerja yang menunjukan pertumbhan sebesar 0,64% (yoy), meningkat signifikan dari triwulan lalu yang terkontraksi sebesar 5,84% (yoy). Stabilitas keuangan daerah relatif tetap terjaga sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi kepri.

    Tingkat kredit bermasalah (NPL) Kepri pada triwulan I-2018 sebesar 4,23%, membaik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 5,07%, sehingga pada triwulan ini NPL Kepri berada di bawah ambang batas (treshold) sebesar 5% yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Aktivitas sektor UKM tumbuh menguat tercermin dari pertumbuhan kredit UMKM sebesar 6,35% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,31% (yoy).

    BACA JUGA :  KKS Wilayah Kepri dan SKK Migas Kembali Gelar Webinar dan Lomba Karya Jurnalistik

    Sejalan dengan membaiknya kinerja perbankan (bank umum dan BPR konvensional), kinerja bank umum konvensional triwulan I-2018 juga menunjukan perbaikan. Penyaluran kredit bank umum (berdasarkan lokasi proyek) pada triwulan I-2018. Penyaluran kredit BPR Kepri tumbuh menguat dari 7,76% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 38,73% (yoy) pada triwulan laporan.

    DPK BPR juga mengalami peningkatan dari 6,19% (yoy) pada triwulan I-2017 menjadi 7,97% (yoy) pada triwulan ini. Namun, aktivitas pembiayaan syariah Kepri pada triwulan I-2018 tercatat mengalami perlambatan, tercermin dari penurunan pembiayaan syariah Kepri yang terkontraksi sebesar 6,40%, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,53% (yoy). Sejalan dengan perlambatan pembiayaan, aset perbankan syariah pada triwulan I-2018 jutga tumbuh melambat menjadi 8,31% (yoy).

    BACA JUGA :  Resiko Kanker Payudara Lebih Tinggi, Bagi Wanita Yang Tidak Menyusui

    Sesuai dengan pola historisnya, net outflow mengalami peningkatan sementara pembayaran non-tunai (kliring) mengalami kontraksi namun membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Net Outflow uang kartal pada triwulan I-2018 adalah sebesar Rp 633 Miliar, tumbuh 162,01% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu yang juga mencatat Net Outflow sebesar Rp 242 Miliar. Transaksi non tunai (kliring) masih terkontraksi namun lebih baik dibandingkan periode lalu. Pada triwulan I-2018, nominal transaksi terkontraksi 26,27%(yoy) dibandingkan triwulan lalu sebesar 33,15% (yoy).

    Perekonomian Kepri triwulan II-2018 diperkirakan tumbuh pada kisaran 4,3 – 4,7 % (yoy). Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan disumbang oleh pertumbuhan kinerja industri pengolahan, konstruksi dan perdagangan. Dari sisi konsumsi, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan disumbang oleh pertumbuhan kinerja konsumsi RT 3,1% – 3,5% (yoy) ditopang oleh investasi, sektor kontruksi dan industri pengolahan.

    BACA JUGA :  PW Hima Persis Kepri Minta Pemerintah menyegel PT. MIPI

    Lalu inflasi pada triwulan II-2018 diperkirakan akan sedikit melemah, karena sudah tidak ada lagi rencana kenaiakan tarif listrik yang memicu inflasi di triwulan I-2018. Namun masih terdapat beberapa risiko pendorong inflasi yaitu peningkatan permintaan menjelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang dapat meningkatkan inflasi Volatile food. Selain itu, berdasarkan pola historisnya, tarif angkutan udara diproyeksikan akan mendorong inflasi administerd price. Secara total tahunan, inflasi Kepri 2018 diperkirakan masih dalam kisaran target inflasi Nsional 3,5% ± 1% (yoy).(Ptr)