Chandra : PKS harus Ekstra Kerja Keras, Hasil Survey Prematur Belum dapat Jadi Penentu Pilihan Untuk Pasangan Isdianto-Suryani

    1083
    0
    Pengamat Kebijakan Publik & Goverment Chandra Dinata,S.Sos.MPA. | Photo : Detikepri.com/Net

    DETIKEPRI.COM, POLITIK – Suhu politik Pemilu Kepala Daerah di Propinsi Kepulauan Riau yang akan diselenggarakan bulan Desember mendatang semakin memanas.

    Munculnya nama Isdianto-Suryani yang digadang-gadangkan didukung oleh PKS (Partai keadilan Sejahtera) dan Partai Hanura sebagai partai pengusung mewarnai percaturan politik di Propinsi Kepulauan Riau yang telah berdiri 18 tahun silam.

    Para kontestan yang menghiasi pemilu kepala daerah di Kepualaun Riau antara lain pasangan Ansar Ahmad-Marlin Agustina yang didukung oleh Partai Golkar dan Partai Nasdem, serta pasangan Soerya-Iman yang didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDIP).

    Salah seorang pakar kebijakan public dan governance, dosen di FISIP Universitas Merdeka Malang dan merupakan asset sumberdaya manusia di Kepulauan Riau yang masih berkomitmen dan peduli terhadap pembangunan di daerah, Chandra Dinata, S.Sos., MPA.

    BACA JUGA :  Bupati Serahkan Bantuan Paket Budidaya Ikan, Dan Kapal Motor Untuk Nelayan di Bintan

    Yang lahir dan besar di Natuna sebagai kandidat doktor disalah satu perguruan tinggi negeri di Malang saat dihubungi redaksi menanggapi perkembangan tahapan pemilu kepala daerah Propinsi Kepualauan Riau saat ini, bahwa munculnya nama Petahana (Isdianto-red) yang berpasangan dengan Suryani merupakan keputusan prematur yang dilakukan oleh PKS.

    Kenapa demikian, Chandra (sapaan akrabnya-red) memberikan penjelasannya bahwa keputusan yang jika diambil oleh PKS untuk mengusung petahana sebagai calon gubernur kepri yang akan diusung tanpa pembacaan politik yang jernih akan sangat tidak strategis kepada partai pengusung.

    Jika dilihat dari elektabilitas yang disampaikan oleh beberapa media memang menempatkan Isdianto, tetapi, dalam ilmu survey, angka elektabilitas yang berada pada angka 20% itu masih bersifat mengambang, dan karakter masyarakat Kepri bukanlah masyarakat yang mudah menentukan pilihannya diawal.

    BACA JUGA :  Lurah Sungai Lekop Apresiasi LSM LAMI Kepri Atas Partisipasi dan Kerjasamanya Menghadapi Pabdemi Covid-19

    Jadi, jika dasar keputusan PKS adalah angka survey maka mesin partai harus ektra keras bekerja untuk mendapatkan pilihan ideologisnya masyarakat, ujarnya.

    Menanggapi munculnya nama Ismet Abdullah dalam kontestasi pemilu kepala daerah Propinsi Kepulauan Riau yang menjadikan kebimbangan keputusan politik PKS.

    Chandra berpandangan bahwa pak Ismet ini bukan lagi tokoh lokal, tetapi sudah pantas menjadi tokoh nasional yang harus diusung oleh masyarakat Kepulauan Riau, walau bagaimanapun beliau adalah salah satu penggerak pembangunan di Kepualauan Riau selama beliau memimpin Kepri yang harus diapresiasi bukan dijadikan sebagai “kuda troya” pemilu kepala daerah, ungkapnya.

    Dari ketiga nama pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Ansar-Marlin, Soeryo-Iman, Isdianto-Suryani-red), Chandra yang masih khas dengan dialek melayu natuna-nya saat dihubungi redaksi melalui ponselnya menyatakan bahwa hasil surve belum bisa di jadikan dasar, dan bersifat mengambang sedangkan karakter masyarakat Kepri bukanlah masyarakat yang mudah menentukan pilihannya diawal.

    BACA JUGA :  'Tak Menyerah': Palestina di Gaza membangun kembali dari awal

    “Tanpa kepentingan apapun, saya berpandangan bahwa Keputusan PKS dalam menentukan sikap dengan mengusung Bakal Calon di Pilkada Kepri berdasarkan hasil survey tanpa melihat keputusan hasil akhir, pilihan tersebut masi bersifat prematur. Dan Partai PKS mesti kerja keras jika mengusung calon,” Ungkapnya.

    Kenapa demikian Chandra menjelaskan bahwa untuk menjadi orang nomor satu di Provinsi Kepulauan Riau, harus mampu meraup suara dominan masyarakat Kepri berkaca pada pemilu sebelumnya, Ini modal utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin figur Calon.