Kesenian Jaran Kepang Memberikan Warna Budaya di Batam

    2989
    0
    Kesenian Jaran Kepang Khas jawa tengahan / foto : feri beroda

    DETIKEPRI.COM, BUDAYA — Kesenian Jaran Kepang yang digelar pada hari Minggu (22/04) kemarin di Kawasan Tajung Riau, Sekupang, merupakan bukti mulai berkembangnya seni tradisional di Kota Batam, Kepulauan Riau.

    Dengan adanya acara kegiatan seni dan budaya tersebut, Seolah Kesenian Jaran Kepang mendapat energi dan dukungan baru dari masyarakat, jika dilihat dari sisi animo masyarakat, event tersebut mendapat apresiasi yang luar biasa.

    Paguyuban Manunggal Satria Budaya (MSB) yang beranggotakan 50 orang ini menampilkan Kesenian Kuda Kepang Khas jawa tengahan (Ebeg Bayumasan) Ada 9 komunitas Paguyuban yang sama termasuk Manuggal Satria Budaya yang di kelola secara mandiri, namun mereka tetap bertahan dan berkiprah di Kota Batam.

    BACA JUGA :  Masjid Agung Batam, Masjid Limas Kental Sentuhan Budaya Melayu

    Ungkapan itu disampaikan Tokoh Budayawan sekaligus menjabat sekretaris serta Dalang di Paguyuban Manunggal Satria Budaya (MSB), Sugeng Prastiono ST.

    Kesenian Jaran Kepang Khas jawa tengahan / foto : feri beroda

    “yang paling unik dari Manunggal Satria Budaya, Meskipun ini kesenian dari jawa tengah tapi Kami terbentuk dan tergagas dari berberapa suku yang ada di batam. Mulai dari Melayu, batak, pedang, palembang serta jawa”Ungkap sugeng.

    “Dan kami tidak memilah dan memilih suku, agama dan keyakinan Alhamdulilah sampai saat ini berjalan lancar,” tambahnya.

    Sugeng Berharap, ” Kesenian Jaran Kepang ini dapat dijadikan rumusan budaya, sehingga Jaran kepang yang secara historis penuh nilai budaya bisa menginspirasi tata kelola seni budaya sejalan dengan Budaya lainnya di Nusantara yang berada di kota Batam.”

    BACA JUGA :  8 Juni dalam sejarah : Mengenang 100 Tahun Soeharto

    Jaran Kepang adalah seni tari yang dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau bahan lainnya dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang, sehingga pada masyarakat jawa sering disebut sebagai jaran kepang. Tidak satupun catatan sejarah mampu menjelaskan asal mula tarian ini, hanya riwayat verbal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

    BACA JUGA :  Sanggar Radath Sri Tanjung Tarempa, Tetap Exis Dan Terus Berkarya
    Kesenian Jaran Kepang Khas jawa tengahan / foto : feri beroda

    untuk melestarikan kebudayaan dan bukan sekedar pertunjukan bahwa Kesenian Jaran Kepang menggambarkan kisah seorang pasukan pemuda cantik bergelar Jathil penunggang kuda putih berambut emas, berekor emas, serta memiliki sayap emas yang membantu pertempuran kerajaan bantarangin melawan pasukan penunggang babi hutan dari kerajaan lodaya pada serial legenda reog abad ke 8.

    Terlepas dari asal usul dan nilai historisnya, tari kuda lumping merefleksikan semangat heroisme dan aspek kemiliteran sebuah pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan ritmis, dinamis, dan agresif, melalui kibasan anyaman bambu, menirukan gerakan layaknya seekor kuda di tengah peperangan.