Pengendalian Pasokan Pangan di Batam, BUMD Harus Ikut Aktif dalam Sistem

    1144
    0
    Pembeli dan penjual bertransaksi di los sembako Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jateng, Rabu (3/6). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat melonjaknya harga sejumlah komoditas pangan jelang Ramadhan menyebabkan inflasi Mei 2015 di Jawa Tengah mencapai sebesar 0,51 persen dengan penyumbang terbesar, antara lain dari komoditas bawang merah, cabai merah, teluar ayam ras, daging ayam ras, dan bawang putih. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Rei/hp/15.

    DETIKEPRI.COM, BATAM – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam merekomendasikan peningkatan peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk pengelolaan logistik daerah. Artinya BUMD diminta ikut ambil bagian dalam penyediaan pasokan komoditas bahan pangan dari daerah lain ke Batam.

    “Salah satu hasil diskusi pada waktu rapat TPID kemarin (Senin) adalah meningkatkan peran BUMD untuk pengelolaan logistik daerah. BUMD diharapkan menjadi stabilisator harga seperti yang sudah dijalankan BUMD DKI Jakarta,” kata Wakil Ketua TPID Batam, Gusti Raizal Eka Putra di Batam Centre, Selasa (24/7/2018).

    Menurut Gusti, langkah jangka panjang yang bisa dilakukan adalah dengan memfungsikan pasar induk. Pasar yang terletak di kawasan Jodoh Batuampar ini telah diserahterimakan asetnya dari Badan Pengusahaan Batam ke Pemerintah Kota Batam. Ia berharap pasar induk ini dapat segera dipugar dan dimanfaatkan kembali.

    BACA JUGA :  Bupati Tulang Bawang HJ.Winarti, SE.,MH, Didampingi Kapolres Tulang Bawang AKBP ANDY SISWANTORO Lepas Peserta Jalan Sehat

    “Pasar induk ini juga sebagai stabilisator harga komoditas di daerah, termasuk telur,” tutur Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau ini.

    Pada rapat tersebut diungkapkan beberapa sebab kelangkaan telur hingga membuat harga melonjak naik. Sebabnya antara lain kenaikan harga pakan, afkir ayam petelur naik, dan kuota bibit anak ayam turun.

    BACA JUGA :  Ulasan Huawei P50 Pro

    Langkah lain yang perlu dilakukan terkait masalah pangan ini adalah menyusun neraca kebutuhan bahan pokok. Tujuannya adalah memetakan secara riil antara kebutuhan dan persediaan bahan pokok dari waktu ke waktu.

    “Juga sedang dikaji tentang regulasi izin mendatangkan komoditas dari negara lain,” ujarnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Mardanis mengatakan akan mengaktifkan kembali kios murah milik Pemko Batam. Kios murah ini terletak di tiga lokasi yaitu Tiban Kampung atau Tiban Lama Kecamatan Sekupang, Dapur 12 Sagulung, dan Nongsa.

    “Kita giatkan operasi pasar di tiga kios murah. Kita suruh pedagang telur besar keluarkan stoknya, kita jualkan. Kalau harga telur tidak turun, kita segera operasi pasar. Itu solusi pertama. Yang kedua BUMD akan difungsikan meng-handle pangan semua, ternasuk cabai, bawang. Jadi mereka yang intervensi langsung,” kata Mardanis.

    BACA JUGA :  Kapolres Bintan Pimpin Penyemprotan Disinfektan di Bintan Timur

    Opsi solusi lainnya yaitu Koperasi Petani Batam akan mendatangkan bahan pangan dari Sumatera Barat. Ini sebagai tindaklanjut kerjasama yang ditandatangani Pemko Batam dengan Pemerintah Provinsi Sumbar tahun lalu.

    “Mudah-mudahan koperasi sudah ada modal. Koperasi Petani Batam yang akan beli dari Sumbar. Mereka jual di kios murah ini,” sebutnya.