Membunuh Karakter Lawan Politik, Dengan Lemparkan Isu Dinasti Politik

    572
    0
    Membunuh Karakter Lawan Politik, Dengan Lemparkan Isu Dinasti Politik | Photo : Ilustrasi/Net/Red

    DETIKEPRI.COM, POLITIK – Pertarungan politik pilkada Kepri dan Kota Batam pada Desember mendatang membuahkan black campaign dan juga isu menjatuhkan lawan politik dengan menggunakan seseorang atau organisasi tertentu untuk menggiring isu yang sangat rentan untuk di benturkan.

    Membunuh Lawan politik dengan mengemas isu-isu potensial untuk ditingkatkan adalah langkah yang tepat guna mendapat posisi dan meraih pemilih untuk meraup suara yang tinggi.

    Kontesasi pilkada memang ajang pertarung antar calon yang mengikuti kontesasi pemilu daerah untuk kepala daerah itu sendiri.

    Isu Dinasti Politik saat ini sangat lugas untuk bisa di tebarkan melalui dinding media sosial yang mana media sosial merupakan saran dan tempat berkumpul masyarakat digital saat ini.

    BACA JUGA :  Nyaris Terjungkal, Jalan Raya menuju Kantor Gubernur Rusak Bergelombang

    Sehingga menabur benih black campign sangat tepat untuk menjatuhkan calon lain atau lawan politik itu sendiri, namun hal ini menunjukan sumber penyebaran terkesan tidak memiliki kemampuan untuk bertarung secara terbuka.

    Dalam aturan undang-undang politik dan pemilu yang mengatur tentang pencalonan seseorang dalam kontesasi pilkada tidak ditemukan larang bahwa seseorang tidak diperbolehkan maju bersama keluarga atau seorang pejabat publik dilarang untuk mencalonkan anak/istri/saudara mereka.

    Sebagai kepala daerah atau jabatan yang lainya, terkait kepala daerah pemilihan langsung yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga pilihan masyarakat untuk menempatkan atau mempercaya seorang tokoh mutlak dari tangan masyarakat.

    BACA JUGA :  Wiranto: Grasi untuk Ba'asyir Sementara Tidak Ada

    Sehingga apa yang disajikan media sosial melalui akun-akun tertentu atau media tertentu sebenarnya hanya melakukan penggiringan opini, yang hasilnya adalah black campign.

    Semua dikembalikan kepada masyarakat pemilih, siapa tokoh atau sosok yang mereka harapan untuk memimpin daerah itu sendiri.

    Sehingga benih penggiringan opini tidak berbekas dan juga tidak mampu mendobrak rasa keyakinan masyarakat terhadap pilihannya sendiri.

    Isu Dinasti Politik adalah isu yang tidak seharusnya di sampaikan, sebab jika mengaitkan masalah Dinasti politik kita harus berkaca dari nasional.

    Saat ini tokoh-tokoh sentral negara ini juga mencalonkan anak dan bahkan menantunya untuk ikut kontes pilkada di daerah mereka masing-masing.

    BACA JUGA :  Bhabinkamtibmas Ajak Mubalig Sampaikan Pesan Damai Jelang Pemilu 2019, Kelurahan Kijang Kota

    Jadi apa yang terjadi di Kepri dan Kota Batam sebenarnya tidak menjadi persoalan, ketika tokoh atau seseorang tersebut dapat menajalankan amanah yang telah diamanahkan oleh masyarakat Kepri atau Kota Batam sendiri.

    Isu ini akan terus bergulir hingga batas waktu pemilihan dilakukan, dan ini adalah isu paling mudah digiring saat ini.

    Sehingga dibutuhkan kepiawaian calon yang di kaitkan dalam isu dinasti politik itu sendiri. Dan ini hal biasa dalam kontes pilkada untuk merebut tahta tertinggi.