DETIKEPRI.COM, BISNIS – Tingginya radiasi matahari disuatu daerah dapat dimanfaatkan dengan baik dan berpotensi menjadi pembangkit bertenanga sinar matahari, hal ini dapat dilakukan dengan membangun bank sinar matahari dengan menggunakan solarcell.
Indonesia umumnya memiliki panas yang cukup baik untuk dimanfaat sebagai daya listrik baik perorangan ataupun perusahaan, namun kondisi ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian masyarakat disebabkan ada aturuan khusus yang mengatur tentang penggunaan dan produk kelistrikan indonesia.
Greenpeace Indonesia menilai Bali memiliki potensi energi surya yang besar untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik lantaran radiasi matahari yang stabil yakni 5,3 kWh/m2 per hari.
Peneliti Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Adila Isfandiari mengatakan jika ditotal selama setahun Bali bisa menghasilkan listrik dari energi surya sebesar 32.000 GWh hingga 59.000 GWh selama setahun. Sementara, dengan asumsi pertumbuhan listrik di Bali 6,83%, maka diprediksi kebutuhan listrik akan sebesar 10.000 GWh pada 2027 dengan beban puncak 1.200 MW.
Menurutnya, jika 10% saja rumah memasang solar panel, maka sudah terpenuhi 5.000 GWh. Sebab, lahan yang dibutuhkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sangat kecil yakni sekitar 4-6% dari total lahan di Bali.
“Bali stabil radiasi mataharinya, 5 sampai 6 kWh per meter persegi per hari, sedangkan kota lain di Indonesia rata-rata cuma 4,3 kWh,” katanya, Kamis (27/9/2018).