Fakta Sejarah Terungkap, Indonesia Bagian Dari Khilafah Turki

    2672
    0
    Militer Khalifah Utsmani Bantu Aceh

    Detikepri.com Sejarah Islam – Sebelum ke point artikel dibawah ini, kita perlu tahu bahwa peninggalan Khilafah Utsmaniy di Indonesia masih banyak sekali hingga sekarang. Ada beberapa contoh, silahkan diperhatikan.

    1. Jika ada yang mengatakan bentuk kubah masjid di Indonesia adalah dari bentuk stupa candi Hindu atau Budha, itu salah besar karena bentuk kubah yang kita lihat adalah hasil dari arsitek-arsitek muslim di era Khilafah Utsmaniyah. Lihat buktinya, hampir seluruh dunia, memiliki bentuk kubah yang sama, termasuk menara.

    2. Ketika kita memasuki masjid atau mushala, bahkan dari luar terkadang terlihat sekali, ada banyak simbol bulan dan bintang (seperti pp saya). Ada yang tahu itu simbol apa? Sebagian mengatakan itu simbol Islam, kalau iya itu simbol Islam kenapa Rosul dan Sahabat tidak menggunakannya?. Jawaban yang benar adalah itu simbol dari Khilafah Turkiy Utsmaniy. Banyak dari kita sering melihat, memasang mungkin juga membuat simbol itu tetapi banyak pula yang tidak mengerti asalnya. (Lihat gambar artikel ini)

    3. Gelar Sulthan. Sebelumnya, di Indonesia terdiri dari beberapa kerajaan. Mereka dipimpin oleh seorang Raja. Begitu Raja-Raja ini masuk Islam mereka berganti nama dengan Sulthan, yang artinya penguasa (wilayah tertentu). Kenapa mereka diberi gelar Sulthon, bukan Malik yang berarti Raja? Itu karena mereka hanya menguasai wilayah islam sebagian kecil di daerah mereka berkuasa. Mereka masih berada di bawah wali makkah atau disebut juga syarif makkah

    BACA JUGA :  Diduga Pelaku Penganiayaan Mama Santiong Mengalami Gangguan Mental

    Wali makkah adalah penguasa bagian Negara Khilafah. Mereka ditunjuk dan diberhentikan oleh Khalifah. Jadi Sulthon berada dibawah Wali dan Wali berada dibawah Khalifah.

    Maka, jika diteliti sejarahnya, setiap Sulthan yang masih hidup hingga sekarang, mereka memiliki kewajiban untuk menerapkan Syariat Islam secara Kaffah sebagai mana Sulthan sebelum mereka. Untuk sementara, hanya Sulthan Brunei Dar Assalam (negeri sebelah) yang berani beritikad baik untuk menerapkan Syariat Islam (walau belum sepenuhnya).

    —–

    Ok, kita lanjut ke isi artikel.

    Bismillah,

    Untuk mengungkap kebenaran sejarah Islam Nusantara yang berkaitan dengan Khilafah Utsmaniy saat ini, memang sangat susah. Terlebih untuk mendapatkan bukti otentik bahwa benar adanya Nusantara ini adalah bagian dari wilayah ke Kekhilafahan Islam. Sangat susah menemukan buku-buku sejarah mengungkap hal ini seolah-olah sengaja menghilangkan fakta ini. Tapi sejarah yang benar pasti akan terungkap.

    BACA JUGA :  Chandra : PKS harus Ekstra Kerja Keras, Hasil Survey Prematur Belum dapat Jadi Penentu Pilihan Untuk Pasangan Isdianto-Suryani

    Berikut bukti otentik yang dapat membuktikan hal tersebut. Bukti ini berupa surat resmi dari Sultan Aceh Alauddin Mahmud Syah kepada Khalifah Abdul Aziz dari ke-khalifahan Turki Usmani, berikut isi suratnya;

    “Sesuai dengan ketentuan adat istiadat kesultanan Aceh yang kami miliki dengan batas-batasnya yang dikenal dan sudah dipunyai oleh moyang kami sejak zaman dahulu serta sudah mewarisi singgasana dari ayah kepada anak dalam keadaan merdeka. Sesudah itu kami diharuskan memperoleh perlindungan Sultan Salim si penakluk dan tunduk kepada pemerintahan Ottoman dan sejak itu kami tetap berada di bawah pemerintahan Yang Mulia dan selalu bernaung di bawah bantuan kemuliaan Yang Mulia almarhum sultan Abdul Majid penguasa kita yang agung, sudah menganugerahkan kepada almarhum moyang kami sultan Alaudddin Mansursyah titah yang agung berisi perintah kekuasaan.

    Kami juga mengakui bahwa penguasa Turki yang Agung merupakan penguasa dari semua penguasa Islam dan Turki merupakan penguasa tunggal dan tertinggi bagi bangsa-bangsa yang beragama Islam. Selain kepada Allah SWT, penguasa Turki adalah tempat kami menaruh kepercayaan dan hanya Yang Mulialah penolong kami. Hanya kepada Yang Mulia dan kerajaan Yang Mulialah kami meminta pertolongan rahmat Ilahi, Turkilah tongkat lambang kekuasaan kemenangan Islam untuk hidup kembali dan akhirnya hanya dengan perantaraan Yang Mulialah terdapat keyakinan hidup kembali di seluruh negeri-negeri tempat berkembangnya agama Islam. Tambahan pula kepatuhan kami kepada pemerintahan Ottoman dibuktikan dengan kenyataan, bahwa kami selalu bekerja melaksanakan perintah Yang Mulia. Bendera negeri kami, Bulan Sabit terus bersinar dan tidak serupa dengan bendera manapun dalam kekuasaan pemerintahan Ottoman; ia berkibar melindungi kami di laut dan di darat. Walaupun jarak kita berjauhan dan terdapat kesukaran perhubungan antara negeri kita namun hati kami tetap dekat sehingga kami telah menyetujui untuk mengutus seorang utusan khusus kepada Yang Mulia, yaitu Habib Abdurrahman el Zahir dan kami telah memberitahukan kepada beliau semua rencana dan keinginan kami untuk selamanya menjadi warga Yang Mulia, menjadi milik Yang Mulia dan akan menyampaikan ke seluruh negeri semua peraturan Yang Mulai.

    BACA JUGA :  Muswil V DPW PKS Kepri, Ustadz Baktiar Terpilih Jadi Ketua