Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Belum Ditetapkan, Din Syamsudin Tolak Tawaran Jokowi

    960
    0
    Jokowi - Ma'ruf Amin Capres dan Cawapres pada Pilpres 2019 | Photo : Ist/Net

    DETIKEPRI.COM, POLITIK – Tim Kampanye untuk pemenangan Pilpres 2019 Jokowi – Ma’ruf Amin masih digodok dan belum menemukan sosok yang cocok untuk dijadikan ketua Tim Pemenangan. Bahkan Jokowi juga menawaran posisi ketua kepada Din Syamsuddin namun mendapat penlolakan dari Mantan Pengurus PP Muhammadiyah tersebut.

    Kondisi politik saat ini pada tensi yang tinggi, hingga berbagai spekulasi terus bermunculan, dan penetapan untuk ketua tim pemenangan terus bergulir serta mencari sosok yang tepat untuk dapat melaju pada Pilpres 2019

    BACA JUGA :  Tes Kesehatan di RSPAD Jokowi-Ma'ruf Amin, Didamping Anaknya

    Mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku pernah dibujuk untuk menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin.

    Lewat Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Din mengatakan, tawaran itu datang usai struktur tim kampanye diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum. Namun Din menyatakan menolak saaat itu karena tawaran tak langsung datang kepadanya dari Jokowi atau pun Ma’ruf.

    “Makanya saya tak jawab waktu itu,” kata Din di kantor MUI, Jakarta, Rabu, 29 Agustus 2018.

    BACA JUGA :  Prabowo Akan Temui SBY Sebelum Pilkada Serentak

    Din pun tetap menolak kalaupun tawaran itu datang dari Jokowi maupun Ma’ruf langsung. Alasannya, sebagai Ketua Ranting Muhammadiyah wilayah Pondok Labu, Jakarta Selatan, dia harus bersikap netral.

    “Sebagai warga Muhammadiyah sekarang harus saya teladankan. Maka saya tak mungkin menjadi atau masuk sebagai apa pun, sebagai tim sukses pasangan manapun,” ujarnya. dilansir dari laman viva.co.id

    Selain itu, alasannya menolak karena saat ini masih aktif sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban

    BACA JUGA :  KPU Harus Melakukan Evaluasi Kinerja, Terhitung 3 Kali Gagal Terkait Pemilu 2019

    Ia ingin menunjukkan sikap kepada lintas pemuka agama bahwa lembaga yang ia pimpin tidak partisan.

    “Dan ketiga alasan penting saya ini PNS dosen guru besar di UIN Jakarta tidak boleh ikut politik kekuasaan. Maka yang ajak-ajak saya saya ikut timses manapun harus tahu saya ini PNS tidak boleh lebih,” kata Din.