DETIKEPRI.COM, EKBIS – Wakil Presiden AS JD Vance mendesak para pembuat undang-undang Eropa untuk melonggarkan regulasi AI, yang memicu spekulasi mengenai pengaruh Washington.
Uni Eropa telah menepis klaim bahwa keputusan terkini untuk mengurangi regulasi AI yang direncanakan dipengaruhi oleh tekanan dari pemerintahan Trump AS.
Blok tersebut baru-baru ini membatalkan Arahan Tanggung Jawab AI, rancangan undang-undang yang dimaksudkan untuk memudahkan konsumen menuntut atas kerugian terkait AI.
Kepala digital UE Henna Virkkunen menyatakan bahwa langkah tersebut didorong oleh keinginan untuk meningkatkan daya saing dengan mengurangi birokrasi dan beban regulasi.
Washington telah mendorong pendekatan yang lebih lunak terhadap aturan AI, dengan Wakil Presiden AS JD Vance mendesak anggota parlemen Eropa untuk merangkul “peluang AI” selama pidatonya di Paris.
Waktu peluncuran program kerja Komisi Eropa tahun 2025—satu hari setelah pernyataan Vance—telah memicu spekulasi tentang pengaruh AS atas keputusan regulasi blok tersebut.
Namun, UE menegaskan bahwa fokusnya tetap pada pengembangan AI regional daripada tunduk pada tekanan eksternal.
Kode praktik AI yang akan datang akan menyelaraskan persyaratan pelaporan dengan undang-undang AI yang ada, memastikan kerangka regulasi yang efisien.
Program kerja Komisi menekankan pendekatan yang “lebih berani, lebih sederhana, lebih cepat”, yang bertujuan untuk mempercepat adopsi AI di seluruh Eropa sambil mempertahankan pengawasan regulasi.

Saya seorang Wartawan di DETIKEPRI.COM yang dilindungi oleh Perusahaan Pers bernama PT. Sang Penulis Melayu, dan mendedikasikan untuk membuat sebuah produk berita yang seimbang sesuai kaidah Jurnalistik dan sesuai Etik Jurnalistik yang berdasarkan Undang-Undang Pers.