DETIKEPRI.COM, KONGO – Gunung berapi Nyiragongo di Kongo meletus pada Sabtu (22/5) malam waktu setempat atau Minggu pagi waktu Indonesia. Pemerintah Kongo tengah menyiapkan alur evakuasi terhadap warga sekitar gunung.
Dilansir AFP, Pemerintah Demokrat Kongo memerintahkan evakuasi kota timur Goma. Bahkan sebelum pengumuman resmi, ribuan orang sudah mulai memenuhi jalanan dan membawa apa yang mereka bisa saat mereka menuju ke luar kota.
“Rencana evakuasi untuk kota #Goma telah diaktifkan,” ujar Menteri Komunikasi Patrick Muyaya.
“Pemerintah sedang membahas langkah-langkah mendesak yang harus diambil saat ini,” tambahnya.
Sementara itu Gubernur Militer Provinsi Kivu Utara, yang beribu kota di Goma, Jenderal Constant Ndima mengonfirmasi letusan gunung api itu terjadi pada pukul 19.00.
Misi PBB tengah diterjunkan dan mengirim helikopter untuk memantau aktivitas gunung dari ketinggian. Dilaporkan aliran listrik sudah terputus di sebagian besar kota ketika ratusan penduduk mulai meninggalkan rumah mereka.
“Langit menjadi merah,” kata seorang warga, Carine Mbala, kepada AFP melalui telepon.
“Ada bau belerang. Di kejauhan Anda bisa melihat api raksasa keluar dari gunung,” tambah dia.
Gunung Nyiragongo terakhir meletus pada 17 Januari 2002, menewaskan lebih dari seratus orang dan menutupi hampir semua bagian timur Goma dengan lahar, termasuk setengah dari jalur pendaratan bandara. Saat itu, ratusan ribu orang meninggalkan kota.
Letusan paling mematikan dari gunung berapi setinggi 3.000 meter itu terjadi pada tahun 1977, ketika lebih dari 600 orang meninggal. Goma terletak di sisi selatan gunung dan menghadap ke Danau Kivu.
Wilayah Goma, yang terletak di provinsi Kivu Utara, berbatasan dengan Rwanda dan Uganda, memiliki enam gunung berapi, semuanya memiliki ketinggian lebih dari 3.000 meter.
PBB mengungkapkan hampir 416.000 orang di wilayah timur Republik Demokratik Kongo (DRC) mengungsi akibat letusan gunung berapi.
Dalam laporannya yang dirilis pada Minggu, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan penduduk berangsur-angsur kembali ke Kota Goma setelah mengungsi dari sana sejak 27 Mei.
Beberapa gereja juga sempat mengadakan kebaktian Minggu, termasuk yang berada di zona merah. Selain itu, beberapa toko juga sudah buka kembali.
Constant Ndima Kongba, gubernur Provinsi Kivu Utara, mengunjungi pengungsi internal (IDP) di Kota Sake pada Sabtu. Dia meminta mereka untuk menahan diri pulang ke Goma.
Gubernur juga meyakinkan mereka bahwa otoritas terus berkoordinasi dengan para ahli dan Goma Volcano Observatory (OVG) untuk pemulangan yang aman ke Goma.
Menteri Perindustrian Kongo Julien Paluku tetap berada di Goma sejak 24 Mei untuk memantau situasi terkini, sekaligus menjadi mediator antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Gunung Nyiragongo meletus pada 22 Mei, dengan aliran lava bergerak ke timur menuju negara tetangga Rwanda.
Letusan itu menewaskan lebih dari 30 orang dan menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur. OVG juga memperingatkan bahwa risiko letusan baru itu nyata.
Sedikitnya 250 orang tewas ketika Gunung Nyiragongo meletus pada 2002, sementara lebih dari 120.000 penduduk Goma kehilangan tempat tinggal.

Saya seorang Wartawan di DETIKEPRI.COM yang dilindungi oleh Perusahaan Pers bernama PT. Sang Penulis Melayu, dan mendedikasikan untuk membuat sebuah produk berita yang seimbang sesuai kaidah Jurnalistik dan sesuai Etik Jurnalistik yang berdasarkan Undang-Undang Pers.