JAKARTA — Pemerintah Tambah Armada KRL untuk Kurangi Kepadatan Jabodetabek Pemerintah Indonesia terus memperkuat sistem transportasi massal di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dengan menambah 23 set kereta rel listrik (KRL) baru.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk mengatasi kepadatan penumpang yang meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan, penambahan armada ini diharapkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2025, setelah proses produksi dan pengujian selesai dilakukan.
“Kapasitas angkut KRL Jabodetabek saat ini sudah mendekati batas maksimal. Dengan penambahan 23 set kereta baru, kami ingin memastikan mobilitas masyarakat tetap lancar dan nyaman,” ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Jumat (1/11).
Lonjakan Penumpang KRL Capai Rekor Baru
Data dari PT KAI Commuter mencatat bahwa jumlah penumpang KRL Jabodetabek meningkat signifikan dalam dua tahun terakhir. Rata-rata lebih dari 1 juta penumpang per hari menggunakan layanan KRL sebagai moda transportasi utama menuju pusat-pusat aktivitas ekonomi.
Peningkatan tersebut didorong oleh tingginya pertumbuhan penduduk urban, serta pergeseran perilaku masyarakat yang semakin memilih transportasi publik ramah lingkungan dibanding kendaraan pribadi. Namun, lonjakan ini juga menyebabkan overload di jam sibuk, terutama di jalur Bekasi–Manggarai, Depok–Jakarta, dan Serpong–Tanah Abang.
“Penumpang sering kali harus menunggu dua sampai tiga rangkaian kereta untuk bisa naik. Situasi ini tidak ideal untuk jangka panjang,” ujar Pengamat Transportasi Universitas Indonesia, Darmaningtyas.
23 Set KRL Baru: Produksi dan Spesifikasi Modern
KRL baru yang dipesan pemerintah akan diproduksi dengan standar teknologi terkini dan efisiensi energi lebih baik. Setiap rangkaian akan terdiri dari 10 gerbong, dengan daya tampung mencapai 1.800 penumpang per set.
Kereta ini juga dirancang lebih senyap, hemat listrik, dan memiliki sistem pendingin udara (AC) hemat energi, serta fitur keamanan dan keselamatan yang lebih baik.
“Kami ingin menghadirkan KRL yang tidak hanya menambah kapasitas, tapi juga meningkatkan kualitas perjalanan. Ini adalah bagian dari transformasi besar transportasi publik di Indonesia,” ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Proyek Strategis Nasional di Sektor Transportasi
Penambahan armada KRL Jabodetabek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor transportasi. Pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan sistem transportasi massal terintegrasi, mulai dari KRL, MRT, LRT, hingga TransJakarta.
Dengan adanya interkoneksi antar moda, diharapkan masyarakat memiliki lebih banyak pilihan transportasi tanpa perlu bergantung pada kendaraan pribadi. Hal ini juga sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045 yang menargetkan penurunan emisi karbon dan peningkatan kualitas udara perkotaan.
“Transportasi publik modern adalah kunci mobilitas masa depan. Jabodetabek menjadi model bagi kota-kota besar lain di Indonesia,” jelas Deputi Infrastruktur Kemenko Marves.
KRL Baru Diharapkan Kurangi Kemacetan dan Polusi
Kepadatan lalu lintas di Jabodetabek telah menjadi tantangan serius selama dua dekade terakhir. Data Bappenas menunjukkan, kerugian ekonomi akibat kemacetan di wilayah metropolitan ini mencapai lebih dari Rp 100 triliun per tahun, termasuk waktu produktif yang hilang dan pemborosan bahan bakar.
Dengan beroperasinya 23 set KRL baru, kapasitas angkut harian akan meningkat hingga 20%, sehingga lebih banyak masyarakat beralih ke transportasi publik. Efek domino dari peningkatan ini diharapkan dapat mengurangi volume kendaraan pribadi, sekaligus menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Untuk mendukung proyek besar ini, pemerintah menggandeng sejumlah perusahaan manufaktur kereta nasional dan mitra internasional. Kolaborasi ini tidak hanya mempercepat proses pengadaan, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam transfer teknologi dan peningkatan kemampuan industri dalam negeri.
“Sebagian besar komponen akan dibuat di dalam negeri, sehingga proyek ini juga mendorong industri nasional dan membuka lapangan kerja baru,” tambah Budi Karya.
Dukungan Publik dan Harapan Masa Depan
Kehadiran armada baru ini mendapat respon positif dari masyarakat pengguna KRL. Banyak yang berharap penambahan rangkaian baru tidak hanya mengurangi kepadatan, tetapi juga meningkatkan ketepatan waktu dan kenyamanan perjalanan.
“Kalau KRL-nya tambah banyak dan nggak terlalu padat, perjalanan pasti jauh lebih nyaman. Semoga segera terealisasi,” ujar Rina (28), warga Depok yang setiap hari bekerja di Jakarta.
Ke depan, pemerintah menargetkan agar seluruh sistem transportasi Jabodetabek bisa beroperasi secara digital dan terintegrasi penuh, dengan pembayaran non-tunai dan jadwal real-time.

Saya seorang Wartawan di DETIKEPRI.COM yang dilindungi oleh Perusahaan Pers bernama PT. Sang Penulis Melayu, dan mendedikasikan untuk membuat sebuah produk berita yang seimbang sesuai kaidah Jurnalistik dan sesuai Etik Jurnalistik yang berdasarkan Undang-Undang Pers.






