Hati-hati Rambut Rontok, Bisa Terkait dengan Stroke

    949
    0
    Rambut Rontok dapat menjadi penyebab terjadinya Stroke | Photo : Ist/Net

    DETIKEPRI.COM, KESEHATAN – Rambut rontok bagi sebagian orang mungkin hal yang biasa, namun perlu anda ketahui bahwa rambut rontok dapat menjadi tanda-tanda akan terjadi stroke pada diri anda, oleh sebab itu sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter.

    Ketahui dan pahamilah penyebab terjadinya rambut rontok, sehingga dapat menghindari penyakit yang lebih parah lagi yang dapat merugikan diri anda nantinya.

    Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan masalah rambut rontok. Beberapa diantaranya adalah anemia atau gangguan sel darah merah, gangguan hormonal, kekurangan vitamin, hingga proses pengobatan penyakit tertentu.

    Hanya saja, menurut pakar kesehatan, kita tidak bisa menyepelekan masalah rambut rontok ini karena bisa saja terkait dengan masalah kesehatan yang lebih serius seperti stroke.

    Kaitan antara stroke dan rambut rontok

    Tidak semua jenis masalah rambut rontok terkait dengan stroke. Hanya saja, jika kerontokan yang terjadi terkait dengan kerontokan berjenis alopecia areata, ada kemungkinan hal ini memang terkait dengan penyakit yang sangat mematikan ini.

    BACA JUGA :  Belasan Rumah Terbakar di Pulau Buluh Pada Jum'at Siang

    Berdasarkan sebuah penelitian terbaru, dihasilkan fakta bahwa mereka yang mengalami kerontokan jenis ini memiliki risiko stroke dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang mengalami kerontokan rambut jenis lainnya.

    Mengenal alopecia areata

    Alopecia areata biasanya sudah mulai muncul pada usia 20-an dan memicu datangnya kebotakan yang cukup parah. Bahkan, jika pengidapnya mengalami stres, kondisi kerontokan yang terjadi akan menjadi semakin parah.

    Penyebab dari kerontokan ini seringkali terkait dengan gangguan tiroid atau penyakit autoimun, kondisi yang membuat sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan tubuh yang sehat.

    Dalam kasus ini yang diserang adalah folikel rambut. Masalahnya adalah kondisi ini juga bisa menyebabkan gangguan pada sel atau lemak darah sehingga terkait dengan penggumpalan darah yang bisa menyebabkan datangnya stroke.

    BACA JUGA :  J-lo Tampil di Inegurasi Pelantikan Joe Biden, Lady Gaga Nyanyikan Lagu Kebangsaan

    Meskipun terlihat mengerikan, pakar kesehatan justru menganggap hal ini sebagai keuntungan tersendiri. Jika penderita kerontokan rambut mau segera memeriksakan kondisi kesehatannya ke dokter, maka mereka pun akan lebih baik dalam mencegah datangnya serangan stroke sehingga tidak akan mudah terkena dampak buruknya.

    Beberapa gejala lain dari stroke yang perlu untuk diperhatikan
    Selain kerontokan rambut berjenis alopecia areata, pakar kesehatan menyarankan kita untuk memperhatikan gejala stroke lainnya agar bisa segera melakukan pencegahan.

    Berikut adalah beberapa gejala dari stroke tersebut.

    1. Sering mengalami mual dan muntah

    Jangan salah, sering mengalami mual dan muntah bisa jadi terkait dengan masalah kesehatan yang lebih serius, bukannya gangguan pencernaan saja. Kondisi ini juga terkait dengan stroke karena adanya kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan di dalam kepala.

    BACA JUGA :  Kisah Pemuda, Penjaga Gerbang Kampung Sungai Datuk

    2. Sering mengalami sakit kepala tiba-tiba

    Penderita stroke cenderung mengalami gangguan sirkulasi darah, khususnya yang mengarah ke kepala atau bagian dalam tengkorak. Hal ini bisa memicu peningkatan tekanan di dalam kepala yang akhirnya menyebabkan sakit kepala yang muncul secara mendadak.

    3. Mudah kehilangan koordinasi tubuh

    Jika kita sering mengalami gangguan koordinasi tubuh seperti gangguan kemampuan sensoris, gangguan penglihatan, gangguan melakukan pergerakan tubuh, atau bahkan kesulitan untuk memahami percakapan, bisa jadi hal ini terkait dengan stroke.

    4. Sering hilang kesadaran

    Banyak orang yang berpikir jika sering hilang kesadaran atau pingsan terkait dengan masalah anemia. Padahal, hal ini juga bisa saja terkait dengan stroke. Hal ini disebabkan oleh terganggunya suplai oksigen ke otak yang tentu berimbas pada fungsinya, termasuk dalam hal membuat kita tetap tersadar.