Beranda Liputan Khusus Opini Mencari Nafkah, Setetes Air mata Kerinduan Suami untuk Istri, Sebuah Renungan Kontemplasi

Mencari Nafkah, Setetes Air mata Kerinduan Suami untuk Istri, Sebuah Renungan Kontemplasi

281
0

Disadari keluarga adalah segalanya baginya, setiap tetes keringat dan air mata ini adalah jalan hidup untuk selalu berjuang, bersyukur dan selalu berdoa adalah kunci dari kehidupan. Kita sadari pelajaran, nasehat yang diberikan tak mengurangi rasa rindu ini kepada keluarga, pulang untuk ketemu, sebelum maut memisahkan adalah harapan yang selalu dinanti.

Walaupun tabah, namun terkadang disaat jauh goresan ego yang pernah tersirat seolah selalu menghantuinya. Memberikan makna penyesalan tiada henti baginya. Perlahan ia mulai menyadari, Sebagai suami yang jauh mengganti peran istri dalam keseharian tidak lah mudah bagi seorang pria yang belum terbiasa.

Hujjatul Islam Al-Ghazali, dalam kitabnya memberikan definisi bahwa rindu adalah konsekuensi dari adanya mahabbah (cinta) terhadap suatu objek. Dengan cinta, rindu akan datang dengan sendirinya. Rindu sendiri merupakan sesuatu yang sifatnya emosional tinggi untuk bisa bertemu dengan orang yang dirindukan.

1
2
3
Artikulli paraprakSerahkan Hibah Alsintan pada Kelompok Tani, Bupati Bintan Berharap Tingkatkan Hasil Pertanian
ARTIKEL TERKAITDanrem 033/WP Kukuhkan Bapak Asuh, Anak Stunting Wilayah Kodim 0318 Natuna