DETIKEPRI.COM, KEHAMILAN – Melahirkan adalah sifat alami setiap calon ibu, namun terkadang seorang calon ibu tidak bisa melahirkan secara normal harus menggunakan alat bantu atau bahkan harus mengalami operasi caesar untuk dapat mengeluarkan sang bayi.
Kematian saat melahirkan kemungkinan karena komplikasi hingga operasi caesar (jarang terjadi). Namun, berdasarkan laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap hari, sekitar 830 wanita meninggal terkait kehamilan dan persalinan.
Sebanyak 99% kematian ibu hamil terjadi di negara berkembang. Kematian ibu lebih tinggi pada wanita yang tinggal di daerah pedesaan dan ekonomi menengah ke bawah.
Remaja muda juga berisiko mengalami komplikasi dan kematian yang lebih tinggi sebagai akibat kehamilan dibandingkan wanita lainnya. Kabar baiknya, risiko ini dapat dicegah dengan perawatan dangan baik, selama dan setelah melahirkan yang dapat menyelamatkan ibu dan bayi yang baru lahir. Sebelum mencari tahu penyebab dokter menganjurkan operasi caesar, terlebih dahulu simak penyebab kematian pada ibu saat melahirkan.
Penyebab Kematian Ibu Saat Melahirkan
Wanita meninggal disebabkan komplikasi selama dan setelah persalinan. WHO menyebutkan sebagian besar komplikasi berkembang selama kehamilan dan sebagian besar dapat dicegah atau diobati. Komplikasi lain kemungkinan muncul sebelum kehamilan tetapi memburuk selama kehamilan, terutama jika tidak titangani.
Komplikasi utama yang menyebabkan hampir 75% dari semua kematian ibu di antaranya:
– Perdarahan hebat – biasanya perdarahan setelah melahirkan
– Infeksi – biasanya setelah melahirkan
– Tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia)
– Komplikasi dari persalinan
– Aborsi yang tidak aman
Namun sisanya disebabkan penyakit seperti malaria, dan AIDS selama kehamilan dan persalinan.
Sementara risiko prosedur operasi caesar pada ibu bisa mengalami infeksi pada area pembedahan, uterus atau organ panggul terdekat seperti kandung kemih atau ginjal dapat memperumit pengalaman postpartum/ pasca-bedah, bahkan menyebabkan kematian ibu, namun sangat jarang.
Sementara risiko operasi caesar pada anak, lebih mungkin membutuhkan perawatan di ruang unit perawatan intensif neonatal (NICU) atau kamar bayi, hingga peningkatan risiko beberapa penyakit dan kondisi seperti asma, alergi, ADHD, dan autisme dari kurangnya paparan flora vagina.
Setelah mengetahui melahirkan caesar berisiko, sebenarnya apa yang menyebabkan persalinan melalui prosedur operasi caesar?
Penyebab Dokter Menganjurkan Operasi Caesar
Meski berisiko, operasi caesar sangatlah wajar dilakukan pada ibu hamil saat mengalami beberapa kondisi tertentu yang membuatnya memang sulit atau berbahaya jika harus melakukan persalinan normal.
Berikut ini adalah beberapa penyebab dokter menganjurkan operasi caesar:
1. Kondisi panggul ibu
Jika ibu hamil memiliki bentuk panggul yang sempit, kemungkinan bayi akan kesulitan untuk dilahirkan. Jika kondisi ini terjadi, maka dokter biasanya akan menyarankan prosedur operasi caesar.
2. Ukuran bayi
Normalnya, bayi yang dilahirkan memiliki bobot 2,5 – 4 Kg. Jika ukuran dan bobot lebih, maka bayi dianggap terlalu besar dan dianggap berbahaya untuk dilahirkan dengan normal. Prosedur yang perlu dilakukan adalah operasi caesar.
3. Posisi plasenta previa
Sumber nutrisi bagi bayi di dalam kandungan adalah plasenta atau ari-ari. Hanya saja, jika posisi ari-ari ini terlalu rendah atau bahkan berada di mulut rahim, maka jalan lahir akan tertutup sehingga membuat bayi tidak bisa lewat. Hal inilah yang membuat prosedur operasi caesar harus dilakukan.