DETIKEPRI.COM, EKBIS – Berbagai negara mengalami keterpurukan terberat terlebih lagi menghadapi krisis ekonomi yang terus bakal menyerang setiap negara, akibat 2 tahun menghadapi pandemi global.
Tidak hanya negara-negara kecil yang mengalami itu, bahkan negara-negara besar juga bakal terimbas krisis ekonomi termasuk Inggris.
Seminggu yang lalu, Bank of England mengambil langkah yang salah dalam kebijakan fiskalnya. Yakni menaikkan suku bunga untuk mengatasi inflasi.
Melansir CNN, kurang dari 24 jam kemudian, pemerintah Perdana Menteri Inggris yang baru Liz Truss mengumumkan rencananya untuk pemotongan pajak terbesar dalam 50 tahun.
Kebijakan ini bertujuan untuk mengerek kembali pertumbuhan ekonomi. Namun nyatanya, pemangkasan pajak meniup lubang besar dalam keuangan negara dan kredibilitasnya di mata investor.
Alhasil, nilai tukar poundsterling jatuh ke rekor terendah terhadap dolar AS pada hari Senin. Kondisi ini terjadi setelah menteri keuangan Inggris Kwasi Kwarteng menggandakan taruhannya dengan mengisyaratkan lebih banyak pemotongan pajak yang akan datang tanpa menjelaskan bagaimana cara membayarnya. Harga obligasi Inggris jatuh, sehingga menyebabkan biaya pinjaman melonjak.